"Saya tidak merasa tercemar. Menurut saya biasa-biasa saja itu," demikian kalimat yang meluncur dari Luhut menanggapi pencatutan namanya di percakapan yang mengandung pencatutan Presiden dan Wapres. Luhut menggelar jumpa pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2015).
![]() |
Luhut bahkan menganggap pencatutan namanya sah-sah saja. Dia menegaskan tak akan mempermasalahkan soal pencatutan namanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih merasa terganggu dengan pencatutan namanya, Luhut malah menunjukkan sikap terganggu dengan langkah Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan Setya Novanto ke MKD DPR. Luhut bahkan menyebut tak ada restu Jokowi di langkah Sudirman.
"Nggak ada restu Presiden," kata Luhut soal langkah Sudirman Said.
![]() |
Sikap berbeda ditunjukkan Wapres JK soal pencatutan ini. JK marah, bahkan membuka peluang memperkarakan Novanto lewat jalur hukum.
"Ya pastilah. Siapa tidak marah kalau dijual-jual namanya," ujar JK di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (17/11) lalu.
Bagaimana dengan Presiden Jokowi? Presiden memang tak menunjukkan amarahnya. Jokowi tetap bersikap tenang, dan berkali-kali meminta semua pihak menghormati MKD DPR yang sedang memproses aduan Sudirman Said. Meski demikian, Jokowi sempat mengungkit soal "Papa Minta Saham" di depan publik.
"Paling ramai apa, 'Papa minta pulsa', diganti 'Papa minta saham'," di Konferensi Humas Indonesia, kemarin.
Saat JK marah dan Jokowi melontarkan sindiran, mengapa Luhut tak merasa tercemar?
![]() |














































