"Manifes 153 (penumpang). Pukul 08.36 mesin siap. Kami hubungi pandu, kami dikawal dua kapal tunda (pandu). Pukul 08.46 WIB single up. Kami ditarik," kata Asep di hadapan rombongan komisi V DPR RI yang singgah di Terminal Penumpang Gapura Surya Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Rabu (18/11/2015).
Kapal kemudian melaju pelan di depan pintu kolam hingga ke dekat perairan Terminal Teluk Lamong. Di dekat situ ada bangkai KM Tanto Hari. Lokasi bangkai kapal yang tenggelam pada 31 Januari 2014 itu diberi tanda dengan buoy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di alur itu Asep melihat ada kapal supply yang sedang beraktivitas. Asep mengaku tak tahu aktivitas apa yang dilakukan, tetapi Asep menduga kapal supply tersebut melakukan aktivitas penyelaman.
"Saya memerintahkan markonis menghubungi kepanduan di channel 12 dan 14, tetapi tidak ada respon," ujar Asep.
Asep kemudian melakukan usaha lain yakni meniup suling panjang, tetapi usaha itu tetap tidak ada respon atau jawaban. Asep lalu berinisiatif untuk mengubah haluan dan berjalan ke arah kanan bangkai KM Tanto Hari.
Tak lama setelah berjalan di alur baru itu lah musibah datang. Asep merasakan setidaknya tiga kali kapal mengalami getaran keras.
"2-3 detik kemudian, kapal miring ke kanan 5 derajat," lanjut Asep dengan logat sundanya itu.
Asep kemudian memerintahkan juru mudi untuk mengubah haluan ke kanan untuk mengandaskan kapal ke tempat yang lebih dangkal. Tetapi usaha itu gagal karena kapal semakin miring ke kiri.
"Saya perintahkan KKM (Kepala Kamar Mesin) untuk mematikan mesin, hingga kapal tenggelam pukul 09.30 WIB," pungkasnya.
(iwd/miq)