Dirjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Balai Besar Ciliwung Cisadane (BBCC) melakukan persiapkan menghadapi banjir, salah satunya memasang hexapod pada Bendungan Katulampa.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Melalui sistem itu kita akan tahu berapa ketinggian air dan curah hujan di tiap-tiap pintu air. Secara otomaris itu terkoneksi dengan telemetry ke Balai Besar Ciliwung. Kalau di sini sudah 200 cm nanti 9 jam lagi sudah siap-siap (air) masuk ke dalam Kampung Melayu," ujar Puji kepada wartawan saat meninjau Bendungan Katulampa di Bogor, Rabu (18/11/2015).
Setelah info tersebut sampai, BBCC akan menangani sesuai SOP di hilir (Jakarta). Misalnya dengan menyiapkan pompa , satgas dan perahu untuk evakuasi.
Menurut Puji, masyarakat sering kali mendapat asumsi yang salah terkait banjir, misalnya Jakarta banjir karena Bendungan Katulampa pintunya dibuka. Padahal, Bendungan Katulampa ini tidak memiliki pintu seperti Pintu Air Manggarai.
"Yang simpang siur di masyarakat sering tidak mengerti kalau Bendungan Katulampa ini hanya berupa bendung saja, bukan bendungan untuk menampung air, tapi alirannya hanya dibuang dan tertahan jembatan dan hexapod," imbuhnya.
Bendungan Katulampa telah dibangun sejak tahun 1911 di jaman kolonial Belanda, dulu tujuannya untuk irigasi sekitar 7.000 hektar tanah di Bogor, Depok, dan Jakarta. Namun, kini beralih fungsi irigasinya menjadi sekitar 300 hektar dan dimanfaatkan untuk memantau banjir.
![]() |
Selain itu pemerintah juga melakukan perbaikan infrastruktur dan kontrol di lapangan. Pada tahun 2013, BBCC sudah pernah melakukan revitalisasi tebing dan menambah 1.500 hexapod aliran jembatan Ciliwung (di Kebun Raya Bogor) dan jembatan Sempur.
"2013 kami sudah melakukan revitalisasi bendung, rencananya tahun depan kami akan menambahkan 3.000 hexapod ya biar bendung ini aman. Idealnya hexapod ada 6.000 yang tujuannya untuk mengamankan dasar hilir bendung karena di setiap terjunan kalau dibiarkan akan tergerus dan bangunan ini akan hancur," imbuh Puji.
Sementara itu Pengawas Lapangan Proyek Normalisasi Kali Ciliwung di sekitar Kebun Raya Bogor, Pungki Yuliansyah mengatakan pemasangan hexapod di aliran sungai Ciliwung di kawasan Kebun Raya Bogor sudah mencapai tahap 80%. Sementara revitalisasi tebing dan pemasangan 1.100 hexapod yang dipasang di Jembatan Sempur dan Ciliwung sudah mencapai 90% pada proyek yang dilakukan sejak Juli 2015.
"Setelah kami dapat info di tebing raya ada longsor lalu kami lakukan revitalisasi ini, tujuannya untuk pengamanan karena kan banyak pengunjungnya. Sekarang dengan adanya banjir jadi tidak ada gangguan aliran," ujar Pungki di temui secara terpisah, di Kebun Raya Bogor, Bogor.Β
(slm/slm)