"Setelah kau tidak patuh MKD kemarin, ini sanksi berat karena itu kau harus di-antar waktu-kan (diberhentikan) dan kita semua demi menyelamatkan DPR dari kehancuran karena ulah kalian, segera kocok ulang lagi pimpinan DPR," tegas Ruhut kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/11/2015).
Ruhut lantas mengingatkan Novanto untuk jangan terus bermain-main. "Hei Setya Novanto komandanku Ketua DPR, ingat ada pepatah ada asap karena ada api, karena itu kau jangan main api karena nanti terbakar. Ada satu lagi aku perlu ingatkan, sepandai-pandainya tupa melompat akhirnya jatuh juga," ingat Ruhut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu kau mesti ingat kita yang membentuk MD3 tapi kau malah melanggar MKD, kau dipanggil tidak mau datang, sekarang rasakan sudah," pungkas Ruhut.
Pada Senin (16/11) Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan Ketua DPR Setya Novanto ke MKD DPR atas dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres JK untuk meminta saham ke PT Freeport Indonesia. Laporan Sudirman ke MKD disertai transkrip rekaman percakapan Novanto, pengusaha R, dan pimpinan PT Freeport.
Untuk transkrip yang dilaporkan ke MKD, Sudirman Said mengatakan transkrip tersebut berasal dari rekaman percakapan dalam pertemuan pimpinan PT Freeport dengan Setya Novanto dan pengusaha minyak berinisial R. Pertemuan itu dihelat di sebuah hotel di kawasan Pacific Place 8 Juni 2015 lalu pada pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB. Pertemuan itu adalah pertemuan ketiga.
Setya Novanto membantah disebut mencatut nama Presiden Jokowi. Novanto yang hari ini berkali-kali ditanya wartawan soal isu pencatutan nama Presiden dan Wapres bertahan dengan jawabannya, dirinya tak pernah melakukan pencatutan.
"Yang jelas saya selaku pimpinan DPR tidak pernah untuk bawa-bawa nama presiden atau mencatut nama Presiden," kata Novanto. (van/nrl)











































