Benny: Jika Benar, Setya Novanto Harus Mundur

Pencatutan Nama Jokowi-JK

Benny: Jika Benar, Setya Novanto Harus Mundur

Ahmad Toriq - detikNews
Selasa, 17 Nov 2015 10:36 WIB
Benny: Jika Benar, Setya Novanto Harus Mundur
Foto: Indah Mutiara Kami
Jakarta - Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan Ketua DPR Setya Novanto ke MKD atas dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres JK untuk meminta saham ke PT Freeport Indonesia. Jika laporan ini benar maka Novanto seharusnya mundur dari DPR.

"Apabila betul, sebaiknya Setya Novanto segera mengundurkan diri dari DPR untuk nama baik DPR dan juga nama baik bangsa ini," kata Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman kepada wartawan, Selasa (17/11/2015).

Menurut Benny sekarang ini Setya Novanto harus memberikan penjelasan secara terbuka kepada publik. Novanto juga harus meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia jika benar mencatut nama Presiden dan Wapres.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya menurut saya Ketua DPR harus memberikan penjelasan secara terbuka kepada publik, kepada seluruh rakyat Indonesia, apakah betul dia mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla harus memberikan penjelasan seterang-terangnya seperti apa persoalannya," kata Benny.

Apalagi kini pembicaraan Novanto dengan seorang pengusaha soal Freeport itu sudah  menyebar luas. Transkrip pembicaraannya juga sudah banyak beredar.

"Sekarang kan sudah beredar juga rekaman pembicaraannya Pak Setya Novanto dan itu dilakukan atas nama dan untuk kepentingan pribadi," kata Benny.

Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan Ketua DPR Setya Novanto ke MKD DPR atas dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres JK untuk meminta saham ke PT Freeport Indonesia pada Senin (15/11). Laporan Sudirman ke MKD disertai transkrip rekaman percakapan Novanto dan pimpinan PT Freeport.

Meskipun Sudirman Said sudah gamblang tentang laporan itu namun Setya Novanto membatah dirinya mencatut nama Presiden dan Wapres untuk urusan Freeport.

"Yang pertama tentu saya melihat di media bahwa saya membawa atau mencatut nama presiden. Tapi yang jelas presiden, wapres adalah simbol negara yang harus kita hormati dan juga harus kita lindungi," kata Novanto saat ditanya tentang dirinya yang dilaporkan sebagai pencatut nama presiden ke Freeport.



Hal itu disampaikan Novanto di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/11/2015). Saat berbicara kepada awak media, mata Novanto tampak berkaca-kaca dan terlihat air mata di sudut matanya.

"Presiden dan wapres sangat perhatian khususnya yang berkaitan dengan masalah bagi hasil dan CSR yang khusus untuk kepentingan rakyat dan khususnya rakyat Papua," ucap politikus Golkar ini.

Novanto mengatakan bahwa dia selalu berhati-hati. Dia juga mengaku hanya meneruskan apa yang telah disampaikan Presiden Joko Widodo kepadanya.

"Kita tidak akan nembawa nama-nama yang bersangkutan dan tentu saya harus berhati hati, dan harus menyampaikan secara jelas apa yang telah disampaikan presiden kepada saya," ungkap Novanto. (van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads