Pelabuhan Legon Bajak berada di Pulau Kemujan, sisi Utara pulau Karimunjawa, dua pulau tersebut dihubungkan jembatan sepanjang sekitar 5 meter. Pengembangan dilakukan agar kapal besar MV Binaiya dengan kapasitas 1.000 orang lebih bisa berlabuh. Kapal dengan bobot mati 1.450 ton dan panjang 99,8 meter itu bisa menembus ombak tinggi.
"Pelabuhan ini akan diperpanjang. Anggarannya Rp 34,5 miliar. Kita siapkan DED (Detailed Engineering Design) dan Amdal. Tahun 2017 mulai konstruksi," Kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kepada wartawan, Minggu (15/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan pengembangan Pelabuhan Legon Bajak tersebut diharapkan jumlah wisatawan bertambah dan juga titik kedatangan wisatawan juga bisa disebar. Sementara itu tidak hanya pelabuhan, Bandara Dewadaru Karimunjawa juga dalam pengembangan agar tidak hanya pesawat perintis berkapasitas 12 orang saja yang bisa mendarat.
Kepala Bandara, Dwi Ariyanto mengatakan Bandara yang sudah dibangun sejak tahun 1993 itu mulai beroperasi tahun 2005 dengan jenis pesawat perintis dari berbagai paket wisata. Saat ini runway memiliki panjang 1.200 x 30 meterΒ dan akan dikembangkan menjadi 1.600 x 30 meter.
"Master plan estimate sudah tercapai. Pengembangan harus review lagi, dokumen perencanaan harus diubah," kata Dwi.
![]() |
Saat ini pesawat komersil yang melayani penerbangan adalah Susi Air dengan jenis pesawat perintis yang terbang hari Kamis dan Jumat, dengan jadwal hari Kamis dari Bandara Ahmad Yani Semarang pukul 06.00 WIB kemudian tiba di Bandara Dewadaru pukul 06.40 WIB. Pesawat akan kembali lagi ke Semarang Sekira pukul 14.00 WIB dari Bandara Dewadaru. Sedangkan hari Jumat keberangkatan dari Semarang sama sedangkan kembali pada pukul 12.35 WIB.
"Ini kapasitas 12 penumpang. Biaya dari Semarang Rp 303 ribu sedangkan dari Karimunjawa Rp 270 ribu," tandas Dwi.
Dengan rencana pengembangan tersebut, diharapkan pesawat dengan kapasitas lebih banyak penumpang bisa mendarat dan juga frekuensi bisa lebih sering. Selain Susi Air juga ada dua pesawat lain dari biro wisata.
"Animo sangat tinggi, tahun 2014 itu ada 1.100 penumpang sedangkan tahun ini baru sampai bulan Oktober sudah 1.800 orang," tegasnya.
Pengembangan pariwisata di Karimunjawa memang sedang digalakkan. Permasalahan utama yaitu aliran listrik juga diperbaiki untuk mendukung pariwisata. Selama ini listrik di Karimunjawa hanya menyala pukul 18.00 sampai 24.00 dengan tenaga diesel. Pertengahan tahun 2016 mendatang dijanjikan listrik bisa menyala 24 jam. (alg/spt)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini