Tak hanya Wiro Sableng, cerita erotis di stensilan Enny Arrow juga laris manis. Tapi buku ukuran kecil ini djual secara diam-diam alias ilegal. Maklum, buku Enny Arrow ini buku porno dan bila ketahuan bisa ditangkap polisi.
"Kalau Wiro Sableng ciptaan Bastian Tito. Bentuk bukunya kayak komik tapi nggak bergambar. Cerita tentang silat, pendekar 212. Dulu bisa jual 800 eksemplar sekali terbit dalam satu minggu. Laris soalnya kayak kacang goreng. Penggemar bukunya pun mulai anakβanak, dewasa, mau sopir juga ada yang beli dan baca," jelas Hasan saat ditemui di kiosnya, di Pasar Buku Senen, Kamis (12/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila menjual buku Wiro Sableng, Hasan memajangnya di etalase kiosnya. Tapi tidak dengan Enny Arrow, stensilan itu pun diberikan bila pembeli bertanya. Tidak sembarang orang juga dia beri. Khusus soal Ennya Arrow, Hasan tak pernah tahu siapa penulisnya. Hanya ada beberapa orang yang selalu berganti dan menyuplai buku itu.
Pasar Buku Senen berjaya di era 90'an. Di masa itu, penghasilan besar bisa diraih Hasan, cukup untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Selain Wiro Sableng dan Enny Arrow di masanya yang banyak dicari, ada lagi kisah novel dari Freddy S. Kisah-kisah romantis banyak terdapat di novel itu, walau tak sevulgar kisah di Enny Arrow.
"Freddy s, itu buku novel yang ceritanya romantis, atau cerita roman. Kalau dulu tidak boleh dibaca sama anak di bawah umur. Bukunya juga nggak dilarang pemerintah dalam penjualannya. Karena cerita nggak vulgar, novel tersebut juga di sertai keterangan 17+. Buku itu juga termasuk novel paling laris. Dulu sebelum reformasi, banyak yang beli mahasiswa, anak sekolah, ada yang beli banyak sampai 5-10 judul buat bacaan ketika liburan di kampung," tutur dia mengenang. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini