Bernostalgia di Pasar Buku Senen, Tempat Buku Segala Ada di Jakarta

Bernostalgia di Pasar Buku Senen, Tempat Buku Segala Ada di Jakarta

Ahmad Masaul Khoiri, - detikNews
Jumat, 13 Nov 2015 07:22 WIB
Foto: Masaul/detikcom
Jakarta - Bernostalgia di Pasar Buku Senen, Jakarta. Di masa emasnya di era tahun 80-90'an, kawasan ini adalah pusat mencari buku di Jakarta. Segala macam buku ada dengan harga terjangkau. Buku baru, buku bekas sampai buku yang aneh-aneh juga ada.

Tapi itu dahulu, pasar buku Senen kini mulai dilupakan. Berdirinya toko buku di mal-mal dan juga budaya membaca digital yang tengah ngetrend membuat pasar buku Senen kehilangan banyak konsumen.

"Awal mula toko buku ini pada tahun 80'an semenjak pindah dari terminal Lapangan Banteng. Zaman dulu kan ada terminal pusat ada di Lapangan Banteng, jadi jurusan luar dalam kota di situ. Kalau sekarang jurusan dalam kota di Terminal Senen, kalau luar kota ada di Pulogadung, Kampung Rambutan, dan Kalideres. Jadi penjual buku mengikuti kemana pindahnya terminal dan ada satu lagi tempat jual buku yaitu di Kwitang, tapi semenjak ada penggusuran tinggal toko buku modern yang masih ada di Kwitang," jelas Hasan (55) berbagi cerita ke detikcom, Kamis (12/11).

Hasan sudah 35 tahun berdagang buku. Dia masih ingat saat masa jaya, di mana berdagang sampai larut malam dan bahkan sampai mengirim kartu lebaran atau buku ke Hong Kong. Ya, tapi itu dahulu.

"Saya termasuk generasi tua yang jualan buku di sini. Saya hobi baca, makanya saya dagang buku. Kalau dulu masih jualan koran majalah ya sampai malam, soalnya masih laris," urai Hasan yang buka kios bukunya sejak pukul 09.00-17.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu pengalaman di masa emas yang dia ingat, di masa itu dia sampai mengirim kartu lebaran sampai buku ke Hong Kong. Pengiriman ke Hong Kong itu karena banyak TKI yang mencari kartu lebaran dan buku dari Indonesia.

"Dulu saya pernah jual kartu lebaran sampai ke Hongkong ditujukan ke Mr Wong, dia punya minimarket, dan kartu lebaran saya dijual di tokonya. Karena banyak WNI di sana yang beli dan ngirim kartu tersebut ke Indonesia," tutur dia.

Zaman berganti dan sejak era HP meledak, internet semakin berkembang, pasar buku seperti kehilangan magnetnya. Sejak 2005, penurunan mulai terasa.

"Kalau buku sekarang penjualan susah. Kalau ada modal saya ingin ganti usaha. Kalau dulu saya dapat enaknya, dulu jual buku apa saja bisa laku tapi sekarang setelah banyak gadget canggih toko seperti ini mulai ditinggalkan," ujar Hasan sambil melayani pelanggan yang mencari buku untuk anak sekolah. (dra/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads