Kegigihan Alan Teo, Pinjam Buku untuk Lomba hingga Akhirnya Kuliah di China

Kegigihan Alan Teo, Pinjam Buku untuk Lomba hingga Akhirnya Kuliah di China

Rachmadin Ismail - detikNews
Jumat, 13 Nov 2015 06:53 WIB
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta - Besar di Desa Karang Raja, Kabupaten Muara Enim, Sumsel, Alan Teo Diner kecil sudah berusaha keras meraih prestasi di sekolahnya. Kini Alan berhasil menjadi penerima beasiswa Program Kuliah Gratis (PKG) Sumsel di Nanjing Politechnic Institute (NJPI).

Hidup pria kelahiran 17 Desember 1996 ini memang pas-pasan. Bersama ibu dan dua adiknya, Alan menempati rumah panggung milik kakeknya. Mereka bertiga tinggal di bagian bawah yang sering disebut rumah toko.

Sang Ibu harus kerja keras berjualan makanan dan manisan untuk mencukup kebutuhan ketiga anaknya. Dari perngasilan itu sang ibu dapat menyekolahkan Alan Teo Diner dan adiknya Ling-Ling Natalia Teo Diner yang kini kelas 10 SMK Negeri 1 Muara Enim serta membesarkan Marvel Jullyans Alrofi yang berusia tiga tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alan lulus SD dengan nilai Ujian Nasional tertinggi di sekolahnya. Ia mencoba melanjutkan ke SMP favorit di daerahnya, yaitu SMPN 1 Unggulan Lawang Kidul melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Namun, karena sekolahnya kalah bersaing dengan sekolah lain Alan mencoba kembali melalui jalur tes tertulis. Hasilnya ia meraih peringkat keempat dari sekitar 6.600 orang peserta.

Sejak SMP, Alan memang aktif di kegiatan OSIS hingga dirinya mengenyam pendidikan di SMKN 2 Muara Enim. Di sekolah itu, Alan terpilih menjadi ketua OSIS periode 2013-2014 setelah sebelumnya terpilih menjadi wakil ketua II OSIS di sekolahnya.



Ia juga aktif mengikuti berbagai kegiatan kesiswaan seperti Paskibraka, Pramuka, seni, olahraga, IRMA (Ikatan Remaja Masjid Jami Al-Falah) Rismalah di desanya, FOKAM (Forum OSIS Kabupaten Muara Enim), FON (Forum OSIS Nusantara), dan Saka Kalpataru.

Meski aktif berorganisasi, Alan tetap bisa mempertahankan prestasi belajarnya, bahkan berhasil masuk tiga besar juara umum. Alan pernah berangkat mewakili sekolahnya ke Universitas Indonesia dan terpilih sebagai salah seorang dari 100 Ketua OSIS terbaik se-Indonesia.

Alan pernah pula mengikuti perlombaan Cerdas Cermat Tingkat SMA Se-Kabupaten Muara Enin. Meski pada awalnya ia dan teman-temannya merasa kesulitan karena materi pelajaran SMA sangat berbeda jauh dengan pelajaran yang mereka dapatkan di SMK.

Berbekal buku pelajaran yang dipinjam dari temannya yang sekolah di SMA, Alan bersama teman-temannya belajar sendiri untuk persiapan lomba.

Usaha mereka pun berbuah dengan menjadi Juara II dan satu-satunya tim dari SMK yang berhasil masuk. Pengidola sosok Bung Karno dan BJ. Habibie ini memang pandai bergaul, memiliki potensi kepemimpinan, dan mampu mengorganisir teman-temannya.

Sekolah di SMK bagi Alan merupakan pilihan terbaik agar ia bisa meringankan beban ibunya. Dengan masuk SMK jurusan permesinan ia berharap setelah lulus bisa langsung bekerja. Karena Alan sadar dengan kondisi ekonomi keluarganya, Alan akan kesulitan melanjutkan pendidikan di bangku kuliah.

Harapan Alan terang kembali saat dirinya dihubungi pihak sekolah untuk mengikuti program beasiswa PKG ke Cina dari Pemprov Sumsel. Alan bersama ibunya bahkan harus menginap di teras gedung Jasa Raharja Palembang karena tidak memiliki keluarga di daerah tesebut.

Keesokan paginya Alan dan ibunya berjalan kaki menuju gedung Dinas Pendidikan Pemprov Sumsel. Uang yang mereka miliki hanya cukup untuk biaya transportasi dan melengkapi berkas, bahkan untuk makan, mereka membawa bekal untuk makan dari rumah.

Setelah selesai mengikuti tes wawancara, ia diminta agar segera melengkapi berkas medical chek up. Sayangnya setelah mereka kembali, di Muara Enim tidak ada rumah sakit memliki alat untuk melakukan cek kesehatan yang dibutuhkan untuk pemberkasan, sehingga ia harus kembali berangkat ke Palembang.

Karena berkas tersebut harus diserahkan keesokan harinya, maka untuk kedua kalinya ia bersama ibuya harus kembali menginap di Palembang. Alan merasa beruntung karena kali iniΒ  mereka diperbolehkan bermalam di ruang tunggu rumah sakit.

Selama mengikuti tes dan mengurus persyaratan beasiswa PKG ia harus beberapa kaliΒ  pulang-pergi Muara Enim-Palembang. Biaya yang dibutuhkan pun tidak sedikit, Alan pun sempat berpikir untuk mengundurkan diri. Untunglah ia mendapat bantuan dari pihak sekolah, ibunya pun rela berutang dengan kerabatnya.

Melihat pengorbanan sang ibu, Alan membulatkan tekadnya untuk tidak mengecewakan keluarga. Dilepas dengan doa dan derai air mata sang ibu, Alan berangkat ke China untuk kuliah di jurusan Mechanical and Electrical Equipment Repair and Management Nanjing Politechnic Institute (NJPI).

Hari pertama di China, Alan kesulitan beradaptasi karena cuaca yang sangat dingin dan pilihan makanan halal. Di NJPI, selama mengikuti perkuliahan, para mahasiswa punya kesempatan pulang saat liburan musim panas. Namun bagi Alan, kerinduan kepada ibu dan adik-adiknya baru akan terobati setelah menyelesaikan studi tiga tahun lagi.

Tentang Program Kuliah Gratis

Program Kuliah Gratis (PKG) diluncurkan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) pada 22 Agustus 2015. PKG merupakan kelanjutan dari Program Santri Jadi Dokter (PSJD) yang dimulai 2006 dan Program Sekolah Gratis (PSG)Β  sejak 2002. Kedua program tersebut digulirkan Alex Noerdin sejak masih menjadi Bupati Banyuasin dan dilanjutkan di tingkat provinsi setelah Alex menjadi Gubernur Sumsel.

Dalam rangka merelisasikan PKG Pemprov Sumsel menggandeng sejumlah perguruan tinggi di dalam dan luar negeri, antara lain Universitas Sriwijaya, UIN Raden Fatah, Politeknik Sriwijaya, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Negeri Jakarta, SEAMEO SEAMOLEC, STP Shahid, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Nanjing (Tiongkok), Universitas Jiangsu (Tiongkok), dan Universitas Jeiju (Korea Selatan).

Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo menjelaskan bahwa Pemprov Sumsel membiayai PKG bagi masyarakat kurang mampu untuk memberikan kemudahan bagi mereka dalam mengakses pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi. Melalui program ini para alumni PKG diharapkan nanti dapat berpartisipasi dalam pembangunan daerah.

Dana yang dialokasikan Pemprov Sumsel untuk PKG sebesar 120 miliar untuk 8.000 mahasiswa. Anggaran tersebut akan direalisasikan secara bertahap dalam empat tahun. Pelaksanaan PKG ditetapkan dalam Peraturan Daerah No.3/2015 tentang Kuliah Gratis dan Peraturan Gubernur Sumsel No.22/2015 tentang Kuliah Gratis.

Kedua peraturan tersebut memuat tentang tekhnis pelaksanaan kuliah gratis seperti skema penerimaan, syarat mahasiswa, mekanisme penyaluran bantuan, bidang ilmu dan perguruan tinggi serta kuota mahasiswa yang menerima bantuan setiap tahun.

PKG diarahkan untuk menunjang agenda kebijakan pembangunan dan potensi daerah Sumsel. Sesuai dengan kebutuhan tersebut, Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel menetapkan 58 program studi sesuai dengan kebutuhan sumber daya manusia untuk pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kawasan Jakabaring Sport City, Sumsel sebagai lumbung energi dan lumbung pangan, pusat penelitian perairan air tawar, pembangunan kebun raya dan monorel, pengelolaan lingkungan, pelayanan kesehatan dan rumah sakit serta pengembangan sektor perkebunan, peternakan, dan pariwisata.

Syarat untuk mendapatkan beasiswa PKG antara lain dinyatakan lulus tes seleksi masuk perguruan tinggi yang telah ditentukan, berprestasi, benar-benar tidak mampu, dan tidak merokok. Selain itu, Pemprov melakukan verifikasi ketidakmampuan dari surat keterangan tidak mampu dari lurah dan kecamatan, rekening listrik, rekening PAM dan foto rumah tempat tinggal.

Pelaksanaan tahap awal basiswa PKG diberikan kepada sekitar 2.000 orang mahasiswa, baik yang kuliah di perguruan tinggi di Sumsel, luar provinsi, dan luar negeri. Angka tersebut termasuk para mahasiswa PSJD maupun mereka yang kuliah di luar negeri dan telah dibiayai Pemprov Sumsel sebelum PKG diluncurkan.

Pada 2014, Pemprov Sumsel telah mengirim sembilan orang ke Cina yaitu: 1 orang di Nanjing Collecge Chemical of Technology (NJIST), 5 orang di Nanjing Institute Railway of Technology, dan 3 orang di Jiangsu Institute of Commerce.

Selanjutnya pada 2015, mahasiswa PKG yang dikirim ke Cina yaitu: 5 orang di Design WUXI Institute of Technology untuk jurusan Fine Art and dan 25 orang di Nanjing Collecge Chemical of Technology (NJIST) untuk jurusan Mechanical Technology, Marketing, Mechanical and Electrical Equipment Repair and Management, dan Mechatronics Technology.

Saat ini terdapat 5 orang yang mengikuti Pre-departure Training di SEAMEO SEAMOLEC yang akan berangkat ke WUXI Institute of Technology. Selain itu, 30 orang sedang mengikuti Pre-departure Training selama tiga bulan di STP Sahid sebelum berangkat ke Jepang. (fdn/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads