"Sedih tentu iya sudah pasti, tepati saya berusaha tegar dan bangga. Karena semasa hidupnya dia pernah bercerita risiko-risiko yang harus dia ambil sebagai seorang dokter, kalau menjadi dokter itu berat pertaruhannya nyawa bisa tertular penyakit. Tapi saya bangga punya anak seorang dokter," cerita Ibu Andra, Fransisca Ristansiah (53) di rumah duka, Pamulang Indah, Tangerang Selatan, Kamis (12/11/2015).
Dalam kenanganya semasa, hidup Andra merupakan sosok yang baik, sayang kepada keluarga dan low profile. Tidak ada firasat apapun menjelang kepergian Andra kembali bertugas sebagai dokter di Kepulauan Aru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bahkan, sebelum kepergian Andra untuk selama-lamanya, ia pernah berjanji akan membelikan mutiara untuk ibunya dengan uang tabungannya sendiri. "Pas kemarin dia pulang dia cerita 'mah' nanti kalau duit saya kekumpul lagi saya belikan mutiara buat mamah kan mutiara disana bagus-bagus," tutur Ibu Fransisca menirukan janji terakhir Andra.
Kini sosok, ceria dan penyayang di keluarga telah tiada. Jenazah Andra sendiri akan disemayamkan di TPU Jeruk Purut pada hari Minggu (15/11), rencananya jenazah andra akan diterbangkan ke Jakarta setelah menggunakan kapal di Kabupaten Tual, Jumat (13/11) besok.
(adit/dra)












































