dr Martin yang sempat merawat Andra menjelaskan, dokter muda itu meninggal saat hendak menjalankan tugasnya sebagai dokter internship (magang) di sebuah puskesmas di Kota Dobo.
"Dia baru jalan 6 bulan internship di Kota Dobo," kata Martin saat berbincang dengan detikcom, Kamis (12/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orangnya semangat dalam bekerja. Pribadi yang baik sekali," kata dokter spesialis penyakit dalam ini.
Diceritakan Martin, kondisi Andra menurun setelah kepulangannya dari Jakarta. Saat transit di Kota Tual, Andra sudah terlihat tidak sehat.
"Saat itu teman-temanya menyarankan untuk pulang lagi ke Jakarta. Tapi Andra tidak mau, dia tetap mau ke Kota Dobo untuk melanjutkan tugasnya," kata Martin.
Dari Tual, Andra berangkat ke Dobo menggunakan kapal ferry. Begitu tiba Andra langsung dilarikan ke rumah sakit. Dia ditempatkan di ruang VIP.
"Saat itu dia demam tinggi dan bicaranya seperti orang stroke. Kedua kakinya juga lemah. Itu jam 7 pagi. Lalu pukul 23.00 sama dokter jaga dipindahkan ke ruang ICU karena sesak nafas. Dan memang di ICU kesadarannya menurun. Ya kita coba tangani," kata Martin.
Ada rencana untuk merujuk Andra ke rumah sakit yang lebih baik. Namun karena kondisi transportasi yang sulit, akhirnya rencana itu urung terlaksana.
"Karena kesulitan transportasi, mau dirujuk kondisinya sulit. Penerbangan sudah sebulan ini tidak ada. Mau dibawa pakai ferry bisa makan waktu 12 jam, pakai speed boat 3 jam. Namun saat itu kondisi Andra tidak memungkinkan untuk menempuh perjalanan sulit itu," jelas Martin.
Akhirnya, Andra meniggal pada Rabu (11/11). Kini jenazah Andra akan dipulangkan ke Jakarta.
(jor/mok)