"Survei dilaksanakan dengan melibatkan 1.000 responden yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta kecuali Kepulauan Seribu, serta dilakukan dengan teknik multistage random sampling. Peluang kesalahan survei ini sekitar 3,1 persen," ucap Managing Director Cyrus Network Research and Consulting Eko Dafid Afianto dalam rilis survei di Restoran Horapa, Jalan Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Selatan, Rabu (11/11/2015)
Salah satu teknik survei yang dilakukan oleh Eko dan timnya yaitu dengan menyodorkan nama dan foto 23 tokoh tersebut kepada responden. Berikut 23 yang disebutkan berdasarkan urutan dari posisi pertama hingga terakhir yaitu Basuki Tjahaja Purnama, Ridwan Kamil, Tri Rismaharini, Adhyaksa Dault, Nachrowi Ramli, Tantowi Yahya, Biem Benyamin, Abraham Lunggana, Susi Pudjiastuti, Djarot Saiful Hidayat, Faisal Basri, Boy Bernardi Sadikin, Fahira Idris, Abdullah Azwar Anas, Triwisaksana, Sandiaga S Uno, Sylvia Murni, Prasetyo Edi Marsudi, Muhammad Sanusi, Fadjar Panjaitan, Muhammad Taufik dan Djan Faridz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir kita semua sepakat walaupun Ahok itu kontroversial tapi jelas dia adalah pemimpin yang didambakan banyak pihak karena ketegasannya dalam mengambil keputusan," kata Haris.
Haris bahkan berani menyebut bahwa semakin banyak Ahok mendapatkan pesaing maka semakin kokoh posisinya di puncak tokoh yang berpotensi menjadi Gubernur DKI. Hal itu lantaran Ahok sudah memiliki basis pendukung setia.
"Makin banyak pesaing Ahok yang makin menguntungkan bagi Ahok. Karena kalau pesaing makin banyak nanti suaranya makin pecah. Segmen pendukung Ahok itu cukup stabil sehingga para pesaing Ahok memperebutkan segmen pembenci atau yang tidak suka Ahok," ucap Haris.
Dari survei Cyrus didapatkan tingkat elektabilitas Ahok berada di kisaran 40 persen. Di angka yang relatif sama, Cyrus menyebut ada pembenci Ahok yang suaranya kemudian diperebutkan para pesaingnya.
"Oleh sebab itu, pada saat ini kalau didasarkan pada survei teman-teman ini memang tampak jelas bahwa Ahok belum mempunyai pesaing yang cukup signifikan. Potensinya ada pada Ridwan Kamil dan Ibu Risma. Tapi kalau salah satu atau sebagian itu bersatu melawan Ahok dan pada saat yang sama kontroversi kebijakan Ahok menguat, ini akan menjadi pilkada yang sangat kompetitif. Jadi tantangan bagi Ahok adalah bagaimana segmen dukungan itu tetap stabil dan melalui kebijakan-kebijakan yang aspiratif dan bagi kepentingan masyarakat," pungkas Haris. (dha/van)











































