Hal ini disampaikan oleh tokoh KKIB Dr Tasrifin Tahara yang berbincang dengan detikcom di Gedung Fisip Unhas, Makassar, Rabu (11/11).
Menurut Tasrifin, sebelum nama Jasin dinobatkan sebagai pahlawan, belum ada sosok pahlawan asal Buton, Sulawesi Tenggara, yang berjuang dan dikenal di skala nasional. Nama Jasin yang dikenal sebagai polisi pejuang pendiri Brimob ini kelahiran Buton, Sulawesi Tenggara, 9 Juni 1920.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini momentum eksistensi Buton dalam pusaran nasional. Selama ini masyarakat Buton hanya fokus pada kisah-kisah heroik raja masa lalu, seperti Sultan Buton Oputa Yi Koo dan Halu Oleo. Sosok M Jasin mewakili diaspora orang Buton yang berjuang atas nama nasionalisme bangsa," ujar Tasrifin yang juga Ketua Prodi Pascasarjana Antropologi Unhas ini.
Tasrifin menuturkan, sekitar tahun 1994 ia pernah berjumpa dengan M Jasin di dek kelas ekonomi KM Rinjani rute Ujung Pandang-Baubau. Dalam pelayaran di selat Makassar menuju Pulau Buton itu Tasrifin sempat ragu dengan cerita yang dituturkan Jasin tentang penyerbuan Arek-arek Suroboyo yangย menewaskan Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara sekutu, 30 Oktober 1945 silam.
"Saya awalnya ragu mengapa ada seorang jenderal polisi mau tidur di kelas ekonomi,ย sosok kesederhanaan beliau seperti tiada banding yang patut diteladani dan menginspirasi masyarakat Buton," tutur Tasrifin.
Tasrifin berharap, masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Buton mengapresiasi gelar pahlawan pada putra asli Buton yang berjuang di kancah nasional. Ia berharap nama Jasin diabadikan sebagai nama jalan atau nama gedung di Buton yang bisa mengingatkan sejarah perjuangan Jasin pada masyarakat Buton. (mna/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini