Solo - Pergelaran wayang semalam suntuk dalam rangka deklarasi Persatuan Bakti Dalang Nusantara (PBDN) tercatat sebagai rekor baru Museum Rekor Indonesia (MURI). Rekor yang tercatat adalah pentas wayang dengan dalang terbanyak dalam waktu dan panggung yang sama.Pentas tersebut digelar di Pagelaran Sasana Sumewa Kraton Surakarta, Rabu (2/3/2005) malam hingga Kamis pagi besok. Pentas tersebut didukung oleh 55 dalang profesional, 13 diantaranya mendalang secara bergantian. Sedangkan yang lainnya menjadi penabuh musik iringan maupun pelantun tembang (
gerong).Sertifikat dari MURI untuk rekor baru tersebut diserahkan kepada Ketua Umum PBDN, GPH Benowo. Rekor baru tersebut memecahkan rekor sebelumnya pada 5 Februari 2005 di Stadion Gajayana Malang yang juga diciptakan oleh para pemrakarsa dalam rangka sosialisasi. Saat itu pentas wayang yang digelar didukung oleh 36 dalang.Pakeliran yang dibuat dalam acara deklarasi tersebut tidak seperti pakeliran biasanya. Sebab dalam satu kelir panjang akan tampil 3 dalang sekaligus. Selanjutnya, 13 dalang yang ditunjuk mendalang secara bergantian.
Wadah BaruGPH Benowo mengatakan PBDN didirikan untuk menjawab kegelisahan bersama para dalang yang selama ini dirasa kurang komunikasi. Dengan organisasi baru tersebut diharapkan mereka akan terwadahi untuk belajar bersama meningkatkan kualitas dan dapat mengangkat dalang muda yang potensial namun belum terpublikasikan secara luas."Kami hanya ingin lebih merasakan kegelisahan masing-masing secara intens dan tidak bermaksud menyaingi organisasi dalang yang sudah ada. Saat ini yang bergabung baru dalang-dalang wayang kulit Jawa dari gaya surakartan, jawa timuran, pesisiran dan banyumasan, namun sebenarnya organisasi ini terbuka untuk semua dalang," papar putra PB XII ini kepada wartawa usai deklarasi.Pementasan dengan lakon 'Kalasuba' itu dipadati ratusan penonton. Tampil sebagai pembuka adalah Ki Manteb Sudharsono dari Karanganyar, Ki Enthus Susmono (Tegal) dan Ki Joko Hadiwijoyo (Semarang). Berikutnya akan diganti oleh GPH Benowo (Kraton Surakarta), Ki Purbo Asmoro (Solo) serta Ki Tantut Sutanto (Klaten) dan seterusnya hingga tigabelas dalang yang ditunjuk semua tampil.Tampak hadir pula GRAy Kus Murtiyah mewakili PB XIII Hangabehi dan GKR Galuh Kencono, adik kandung Hangabehi. Sebab selain dalam rangka deklarasi, pementasan itu juga sekaligus untuk peringatan kepindahan kraton dinasti Mataram dari Kartosuro ke Solo yang terjadi 17 Februari 1745.
(ton/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini