Unik! Mesin Ketik Buatan Inggris ini Beraksara Jawa

Unik! Mesin Ketik Buatan Inggris ini Beraksara Jawa

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Sabtu, 07 Nov 2015 09:39 WIB
Foto: Angling Aditya Purbaya
Semarang - Mesin ketik yang kini sudah digeser perannya karena kemajuan teknologi biasanya digunakan untuk mengetik huruf alfabet latin. Namun Museum Penerangan Jakarta ternyata memiliki satu koleksi langka, yaitu mesin ketik beraksara Jawa.

Mesin ketik itu menjadi salah satu benda antik yang menarik perhatian dalam acara Museum Art 2015 di Museum Ronggowarsito Semarang tepatnya di stan Museum Penerangan. Mesin ketik tersebutΒ  menarik perhatian karena bentuknya yang unik.

Bentuk mesin berwarna hitam itu unik karena besi pencetak huruf posisinya berdiri berjajar membentuk setengah lingkaran menghadap ke rol tempat menaruh kertas. Ada semacam pagar yang melindungi bagian atas barisan besi itu dan bertuliskan Royal Barlock.
Mesin ketik ini bentuknya tak jauh beda dengan yang beraksara Latin (Angling/detikcom)

Di bagian tuts mesin ketik yang biasanya bertuliskan huruf alfabet, sudah sama sekali berbeda karena ber-aksara Jawa yaitu Ha, Na, Na, Ca, Ra, Ka, dan seterusnya bahkan lengkap dengan tanda baca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dean Muhammad Aji, Duta Museum Penerangan mengatakan mesin ketik tersebut satu-satunya yang ada di Indonesia dan digunakan oleh Keraton Surakarta pada tahun 1917 sampai 1960-an. Fungsi awalnya digunakan untuk surat menyurat dengan Belanda, Inggris, dan sebagainya.

"Kemudian digunakan untuk menulis pengumuman pemerintah yang disebar ke masyarakat Jawa Tengah dan Jawa timur sampai tahun 1960," kata Dean.

Uniknya lagi, meskipun bertuliskan aksara Jawa, ternyata mesin ketik tersebut buatan pabrik Royal Barlock, Inggris. Koleksi tersebut menjadi salah satu koleksi Museum Penerangan tertua dan andalan untuk menarik perhatian masyarakat.

Selain mesin ketik aksara Jawa, Museum Penerangan juga memiliki tape recorder engkol yang berfungsi tanpa listrik namun dengan memutar tuas. Tape itu pernah merekan suara Mayjen Soeharto selaku Panglima Kostrad ketika ditemukan 7 petinggi yang tewas dalam peristiwa G-30S/PKI tepatnya 4 Oktober 1965.

"Tape record engkol ini merekam suara pak Soeharto. Ini tanpa listrik, tinggal putar," imbuh Duta Museum Penerangan Jakarta, Maslihatun Maslihah.
Tinggal engkol, maka suara langsung terekam (Angling/detikcom)

Ada juga mikrofon Kyai Balong yang pernah digunakan mengabarkan adanyaΒ  Agresi Militer Belanda II Tahun 1948. Mikrofon ini ditempatkan pada pemancar di Desa Balong, di Lereng Gunung Lawu, Surakarta, yang pada waktu itu hanya mengudara dua jam sehari dari pukul 19.00-21.00 WIB dengan menggunakan empat bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Inggris, Perancis, dan Belanda.

Masih banyak koleksi-koleksi bersejarah yang berhubungan dengan penerangan lainnya. Untuk melihat itu bisa langsung datang ke Museum Penerangan di Taman Mini Indonesia Indah.
Masih banyak lagi koleksi yang lainnya. Ayo ke museum! (Angling/detikcom)
(alg/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads