Akibatnya, empat bandara ditutup selama beberapa hari. Antara lain Bandara Internasional Lombok di Lombok, Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali, dan Bandara Blimbingsari di Banyuwangi, Jawa Timur. Akibatnya, ribuan penerbangan dari dan ke Lombok serta Bali terpaksa dibatalkan. Puluhan ribu penumpang pun telantar.
Dari empat bandara itu, baru Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bali, dan Blimbingsari di Bayuwangi, yang sudah dibuka kembali mulai Kamis (5/11) siang ini. Namun demikian, banyak penerbangan terlanjur dibatalkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya, seperti apa sih Gunung Barujari, yang sudah cukup bikin repot dan mengganggu jadwal ribuan penerbangan itu?
Barujari dalam bahasa Lombok berarti "baru jadi." Dinamakan demikian karena Barujari merupakan anak Gunung Rinjani. Dibanding gunung induknya yang memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (dpl), Gunung Barujari atau disebut Gunung Tenga, tingginya hanya 2.376 meter dpl saja.
![]() |
Sejumlah sumber menyebutkan Gunung Barujari terjadi akibat aktivitas vulkanik Rinjani. Kerucut Barujari muncul di sebelah timur kaldera Gunung Rinjani. Kaldera raksasa yang terisi air dengan kedalaman sekitar 230 meter itu dikenal dengan nama Segara Anak. Selain puncak gunungnya sendiri, Danau Segara Anak seluas 11 juta meter persegi dan berada di ketinggian 2.000 meter dpl merupakan salah satu ikon wisata di Taman Nasional Gunung Rinjani, kawasan dengan luas 41.330 hektare.
Namun, meski memiliki ketinggian 2.376 meterβjika diukur dari permukaan lautβGunung Barujari tidak terlihat menjulang tinggi apabila dilihat dari tepi Danau Segara Anak. Barujari seperti gunung kecil yang muncul dari dasar Segara Anak. Dari permukaan danau itu, ketinggiannya sekitar 300 meter saja.
![]() |
Gunung Barujari juga 'terkurung' dinding raksasa kaldera Rinjani. Karena letaknya yang tersembunyi itu, kerucut Barujari tak terlihat dari desa-desa di kaki Gunung Rinjani. Para pengunjung Rinjani baru bisa melihat "sosok" Barujari setelah 8 hingga 10 jam pendakian dengan berjalan kaki melalui jalur Sembalun Lawang atau Senaru, dua desa di kaki gunung tersebut.
Kendati disebut Barujari, gunung itu sejatinya bukanlah gunung baru. Situs wikipedia menyebut gunung ini muncul pada letusan Rinjani yang terjadi pada 1944. Letusan saat itu juga mengakibatkan munculnya Gunung Rombongan atau Gunung Mas dari dasar Danau Segara Anak.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dalam situsnya yang mengutip sumber-sumber penelitian, menyebutkan, letusan Rinjani yang terjadi dari arah kaldera sudah terjadi sejak 1846. Tapi tak disebutkan, kapan Gunung Barujari itu muncul ke permukaan.
![]() |
Barujari juga pernah meletus pada 2009, 2004 dan 1994. Dalam situs Badan Geologi itu disebutkan, letusan 1994 itu dibarengi asap hitam tebal yang membumbung ke udara mencapai ketinggian 400 meter, serta hujan abu. Peningkatan aktivitas vulkanik itu terjadi sejak Juni 1994 hingga berakhir Januari 1995. Letusan tersebut tidak menyebabkan korban jiwa. Tapi para petani bawang putih di Desa Sembalun yang berada di kaki Rinjani gagal panen karena rusak oleh hujan abu.
Letusan yang disertai hujan abu juga terjadi pada Oktober 2004. Nah, pada 2 Mei 2009, Gunung Barujari juga menyemburkan asap berwarna coklat pekat dengan tinggi mencapai 1.000 meter disertai suara dentuman. Selain itu, aliran lava mengalir dari titik letusan hingga masuk ke dalam Danau Segara Anak.
Pada Oktober 2015, Barujari pun kembali meletus. Jika pada letusan pada 1994, warga sekitar gunung dibuat repot karena gagal panen, kini, letusan Barujari giliran membuat repot otoritas penerbangan, maskapai, serta puluhan ribu penumpang pesawat. (dim/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini