Kopi Dangdut Meriahkan Malam Jelang Penutupan Paviliun Indonesia Milan Expo

Laporan dari Milan Expo

Kopi Dangdut Meriahkan Malam Jelang Penutupan Paviliun Indonesia Milan Expo

Ine Yordenaya - detikNews
Sabtu, 31 Okt 2015 11:26 WIB
Foto: Ine Yordenaya
Milan - Udara dingin Milan terhangatkan oleh alunan lagu Kopi Dangdut yang dimainkan pianis muda Ade Irawan. Pengunjung bergoyang, bahkan berdansa. Meriah

Malam penutupan Paviliun Indonesia di ajang Milan World Expo digelar Jumat (30/10/2015) malam waktu setempat. Panitia melangsungkan sejumlah acara. Mulai dari pemotongan tumpeng tanda syukuran acara segera berakhir dengan baik, juga pertunjukan musik.

"Penutupan paviliun Indonesia resminya tanggal 31 Oktober, berbarengan dengan ditutupnya Milan Expo. Tapi karena besok ada acara puncak Milan Expo yang dihadiri Presiden Italia, jadi kita bikin malam penutupan internal malam ini," ujar Budiman Muhammad, Direktur Paviliun Indonesia, saat ditemui detikcom di tempat acara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adalah Ade Irawan, pianis muda berbakat yang jadi pusat perhatian. Jemari Ade berdansa memainkan tembang demi tembang. Mulai dari musik klasik, jazz, sampai dangdut.

Lagu kopi dangdut ia mainkan dengan lincah. Beberapa pengunjung asal Indonesia yang familiar dengan lagu yang dipopulerkan pedangdut Fahmi Sahab itu langsung bergoyang. Beberapa di antaranya maju ke depan membentuk barisan. Mereka berdansa poco-poco dengan iringan lagu kopi dangdut.

Jaya Suprana yang mendampingi Ade di atas panggung melihat antusiasme pengunjung Milan Expo yang bukan warga Indonesia. Jaya mengambil kesempatan untuk semakin memeriahkan suasana dengan meminta Ade membawakan lagu yang familiar di telinga warga lokal Italia, Volare. Sontak koor dadakan meramaikan panggung Paviliun Indonesia.

Volare, oh oh

E contare, oh oh oh oh

Nel blu, dipinto di blu

Felice di stare lassu

Ade sukses menghangatkan dinginnya udara Milan. Pemuda berusia 21 tahun ini lahir dengan keterbatasannya. Ia tuna netra. Namun keterbatasan fisik tak mampu menahan kecemerlangan Ade dalam bermusik. Di usia tiga tahun, putra pasangan Irawan Subagyo dan Endang Irawan menunjukkan bakatnya.

Ia meniru suara alat-alat musik dengan mulutnya. Berlanjut dengan memainkan keyboard dan menjajal sendiri tuts piano. Tak seperti anak-anak pada umumnya yang belajar piano melalui kursus, Ade mengasah bakatnya secara otodidak. Kemampuan Ade meningkat saat sang bunda yang bekerja sebagai diplomat ditugaskan ke Chicago, kota di Amerika Serikat tempat banyak musisi jazz bermukim.

Setelah rutin keluar masuk kafe  menyimak permainan para musisi untuk menggenjot kemampuannya, Ade mulai ikut audisi. Ia kemudian terlibat di beberapa pertunjukan musik, salah satunya Chicago Jazz Festival.

Pianis sekaligus pendiri Museum Rekor Indonesia Jaya Suprana melihat dan mengakui potensi Ade. 2010, Jaya Suprana School of Performing Arts menganugerahkan Certificate of Honor Recital Master Class kepada Ade. Jaya kemudian aktif melibatkan Ade di berbagai event. Termasuk di Milan Expo 2015 ini.

Sejak awal Oktober, Ade yang menetap di Los Angeles, terbang ke Milan. Ia diminta ikut memeriahkan penyelenggaraan Paviliun Indonesia. Ade setuju ikut terlibat karena ada misi sosial yang membalut penampilannya.

Hampir setiap hari selama bulan Oktober jemari Ade tampil di atas panggung dengan sebuah kotak amal di hadapannya. Pengunjung yang suka penampilannya bisa memasukkan donasi. Dana yang terkumpul akan diberikan ke yayasan sosial di Italia yang fokus membantu penyandang disabilitas.

Ditemui di lokasi acara, Ade mengaku senang terlibat di acara ini karena ada unsur sosial. Sang ayah yang menemani mengamini pernyataan tersebut, "Ade memang suka semua yang berhubungan dengan charity. Di Amerika mayoritas kegiatannya berhubungan dengan amal."

Ade Irawan, Bravo! (inn/faj)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads