Akibat ulah teledor Septian, rekaman pemantauan visual puncak Merapi sempat terganggu. Pengamatan gunung teraktif di dunia itu terhalang.
Septian didampingi rekan-rekannya datang ke kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Jl Cendana Yogyakarta, Kamis (29/10/2015). Dia menyatakan penyesalan atas perbuatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat itu digelar secara tertutup selama lebih kurang 1 jam. Setelah itu, Septian diajak oleh Made untuk melihat berbagai peralatan monitor dan pemantauan visual yang ada di Gunung Merapi.
Made memberikan penjelasan mengenai hasil pemantauan visual dari kamera CCTV yang terpasang di puncak Merapi yang pernah dipasangi bendera oleh Septian. Dari tempat itu, bisa terlihat langsung hasil pemantauan. Kalau ada gangguan seperti tertutup oleh kibaran bendera pun dapat diketahui oleh petugas secara langsung.
Kepala BPPTKG, I Gusti Made Agung Nandaka menjelaskan hasil pemantauan visual Gunung Merapi |
"Batas pendakian itu hanya sampai Pasar Bubrah. Tidak boleh naik lagi sampai ke puncak. Itu sudah ada papan larangannya yang terpasang di banyak tempat menuju puncak, termasuk di Pasar Bubrah," kata Made menerangkan.
Saat diberikan penjelasan, Septian lebih banyak diam. Dia mengaku tindakannya adalah keteledorannya. Dia juga mengaku salah atas tindakan memasang bendera di kamera CCTV di puncak Merapi.
"Saya kurang matang dan teledor tidak baca peraturan di sana. Saya naik hanya insting saja dan ternyata salah," katanya.
Dia memasang bendera di CCTV pemantau Merapi sekitar 2 minggu lalu. Aksi itu jadi bahasan di media sosial. Hari ini, Septian meminta maaf. (bgs/try)












































Kepala BPPTKG, I Gusti Made Agung Nandaka menjelaskan hasil pemantauan visual Gunung Merapi