"Pemerintah minta 40 ribu unit. Tapi saya sementara sanggup 10 ribu unit. Harapannya minggu ini bisa selesai 10 ribu unit," kata Wenten di kediamannya, Perumahan Lembah Permai Hanjuang, Jalan Bukit Indah I-37, Cihanjuang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (28/10/2015).
Menurut Wenten, sejumlah alat hasil karyanya itu sudah diboyong oleh Kementerian Sosial (Kemensos) dan hanya dijual berdasarkan pesanan. "Nanti Kemensos yang mendistribusikan," ucapnya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Alat ini hanyalah saringan yang bisa membersihkan udara dari partikel pengotor," tutur pakar membran kelas dunia ini.
Dia menyebut, alat 'Fresh-On 2015' memiliki kapasitas fleksibel. Dia mencontohkan, kompresor berukuran100 liter bisa untuk 100 liter oksigen per menit. "Jika kompresornya berukuran besar, alat ini bisa dipararel," ujar Wenten yang memiliki 'pabrik' alat-alat terkait teknologi membran ini.
Satu unit alat penyaring itu dibanderol Rp 250 ribu. Wenten mengusulkan agar inovasi baru karyanya yang dipesan pemerintah bisa dibagikan ke rumah-rumah masyarakat yang terpapar asap. "Saya jamin. Kualitas ini benar-benar 50 nano. Asap di dalam rumah itu bisa dibersihkan dengan alat ini," ucap Wenten.
Kiprah lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini patut diacungi jempol. Dia mengharumkan Indonesia di mata dunia. Hingga kini Wenten memiliki 15 hak paten berkaitan penemuannya dalam bidang teknologi membran.
(bbn/try)