"Perencanaan pembangunan daerah harus sinergi dengan perencanaan pembangunan nasional. Harus sinkron dengan apa yang menjadi perencanaan program secara nasional," ujar Tjahjo dalam sambutannya di Rakor Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2015 di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu (28/10/2015).
Menurut Tjahjo, sinergi program ini agar sesuai dengan Nawacita yang diinginkan Jokowi-JK. Ia mencontohkan, bila ada kepala daerah terpilih, maka ia harus mensinkronkan dengan janji saat kampanye. Pasalnya, selama ini pemerintah daerah kerap jalan sendiri dalam menjalankan rencana pembangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perencanaan program di daerah menurutnya juga harus satu visi misi, yaitu bisa selaras dari tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga pusat. Tak lupa, Tjahjo juga berpesan bahwa kepala daerah yang terpilih dalam Pilkada serentak 2015 untuk membuat kebijakan yang menguntungkan jangka panjang.
"Perencanaan program di daerah harus bottom-up dari bawah, merancang bagaimana mensinergikan instansi, antara kabupaten - kota. Perencanaan ini jangan terpaku dengan masa bakti. Harus jangka panjang, kalau bisa 50 tahun, kalau perlu 100 tahun ke depan," tuturnya.
Selain itu, perencanaan pembangunan juga harus dilakukan secara bertahap sehingga pembangunan tersebut siap dilanjutkan kepada pemimpin selanjutnya. Bila diperlukan, kepala daerah bisa melakukan studi banding ke negara yang lebih maju seperti misalnya Tiongkok atau Singapura.
"Perencanaan itu harus dilaksanakan pada detik itu juga dan bertahap. Mau 2, 3, 5 tahun anggaran. Perencanaan yang harus terus dikerjakan. Misalnya monorail rancangannya saja 5 tahun terus berhenti. Letak batu pertama terus enggak pernah dilanjutkan lagi," sebut politikus PDIP itu.
(hty/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini