Ada Bahan Tripleks dan Kayu di Bodi Pesawat N-219? PT DI: Itu Hoax!

Ada Bahan Tripleks dan Kayu di Bodi Pesawat N-219? PT DI: Itu Hoax!

Erna Mardiana - detikNews
Rabu, 28 Okt 2015 19:25 WIB
Foto yang beredar dan dipastikan hoax oleh PT DI (Foto: Istimewa)
Bandung - Pembuatan prototipe pesawat N-219 hampir rampung. di tengah persiapan untuk roll out (peluncuran pertama) November mendatang, beredar isu tak sedap. Dikabarkan material yang dipakai untuk pesawat perintis itu berupa kayu dan tripleks.

Kabar itu muncul dari beredarnya foto yang diterima oleh redaksi, di mana dalam foto tersebut terlihat bagian pesawat yang dikerjakan, pakai bahan kayu. Keterangan pesawat itu dari kayu berdasarkan keterangan dari caption foto. Sebab foto-fotonya sendiri kurang jelas.

Foto yang beredar dan dipastikan hoax oleh PT DI

Chief Engineering N-219 Palmana Bhanandhi membantah isu itu. "Itu hoax! Mana mungkin dari kayu atau tripleks? Ini prototipe pesawat disiapkan buat terbang loh, mana mungkin kami pakai bahan dari kayu," ujarnya saat ditemui di hanggar PT DI, Jalan Pajajaran, Rabu (28/10/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun mengajak detikcom untuk mengecek langsung bodi sayap. "Kalau pakai composite iya, tapi ini bukan kayu. Silakan cek sendiri, ketuk sendiri," ujarnya.

Palmana menyatakan material yang dipakai untuk pembuatan prototipe mayoritas menggunakan metal. "Sebagian besar menggunakan metal, ada beberapa bahan yang composite, wing body fairing. Composite itu bahan fiberglass dengan kombinasi bahan lainnya," jelasnya.

Hampir 80 persen material, menurutnya masih impor. "Tapi itu kita impor berupa roll material ya, setelah itu kita olah lagi. Jadi ya tetap ada kandungan dalam negerinya," ujar Palmana.

Proses perakitan pesawat N-219 di hanggar PT DI (Foto: Erna Mardiana/detikcom)

Palmana menyatakan dibandingkan dengan pesawat sejenis seperti twin otter yang dipakai selama ini untuk kawasan Indonesia Timur, N-219 harganya lebih murah. Hal itu bukan disebabkan material yang tidak bagus, namun karena PT DI langsung membeli komponen yang sudah biasa dipakai untuk pesawat.

"Kami memilih komponen yang sudah digunakan di pesawat lainnya, jadi kita tinggal beli komponen, sehingga cost pengembangan bisa ditekan," ujar Palmana.

Rencananya, pesawat N-219 akan dijual 5 juta USD, sementara pesawat twin otter mencapai 7,8 juta USD. (err/try)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads