Kabar itu muncul dari beredarnya foto yang diterima oleh redaksi, di mana dalam foto tersebut terlihat bagian pesawat yang dikerjakan, pakai bahan kayu. Keterangan pesawat itu dari kayu berdasarkan keterangan dari caption foto. Sebab foto-fotonya sendiri kurang jelas.
![]() |
Chief Engineering N-219 Palmana Bhanandhi membantah isu itu. "Itu hoax! Mana mungkin dari kayu atau tripleks? Ini prototipe pesawat disiapkan buat terbang loh, mana mungkin kami pakai bahan dari kayu," ujarnya saat ditemui di hanggar PT DI, Jalan Pajajaran, Rabu (28/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Palmana menyatakan material yang dipakai untuk pembuatan prototipe mayoritas menggunakan metal. "Sebagian besar menggunakan metal, ada beberapa bahan yang composite, wing body fairing. Composite itu bahan fiberglass dengan kombinasi bahan lainnya," jelasnya.
Hampir 80 persen material, menurutnya masih impor. "Tapi itu kita impor berupa roll material ya, setelah itu kita olah lagi. Jadi ya tetap ada kandungan dalam negerinya," ujar Palmana.
![]() |
Palmana menyatakan dibandingkan dengan pesawat sejenis seperti twin otter yang dipakai selama ini untuk kawasan Indonesia Timur, N-219 harganya lebih murah. Hal itu bukan disebabkan material yang tidak bagus, namun karena PT DI langsung membeli komponen yang sudah biasa dipakai untuk pesawat.
"Kami memilih komponen yang sudah digunakan di pesawat lainnya, jadi kita tinggal beli komponen, sehingga cost pengembangan bisa ditekan," ujar Palmana.
Rencananya, pesawat N-219 akan dijual 5 juta USD, sementara pesawat twin otter mencapai 7,8 juta USD. (err/try)