Dulu Pengamat Kini Diamati, Begini Suka Duka Bima Arya Jadi Wali Kota

Dulu Pengamat Kini Diamati, Begini Suka Duka Bima Arya Jadi Wali Kota

Yudhistira Amran Saleh - detikNews
Rabu, 28 Okt 2015 18:22 WIB
Foto: Yudhistira Amran Saleh
Jakarta - Dulu, Bima Arya adalah seorang pengamat politik. Kini, dia jadi seorang wali kota Bogor yang diamati oleh beberapa pakar politik. Apa suka dukanya?

Saat bicara di acara Refleksi Hari Sumpah Pemuda "Yang Muda, Yang Anti Korupsi", Bima cerita soal kepemimpinannya di Bogor. Dia hadir bersama Ade Irawan dari ICW, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, dan Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti.

"Dulu waktu saya jadi pengamat, lalu melihat politisi ngomong, rasanya pengen nimpuk. Saya sekarang pas jadi politisi, lihat pengamat juga pengen nimpuk. Ini ngomong aja, berat tahu," ujar Bima Arya di Kantor PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta, Rabu (28/10/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada hal-hal yang barangkali dari luar sistem tidak bisa lihat dan rasakan. Di kursi wali kota itu apa yang saya bisa rasakan, anda tidak rasakan. Begitu sebaliknya. Begitu pun kalau jadi pengamat," lanjutnya.

Salah satu yang sedang gencar digarap oleh Bima adalah kasus penggelapan pajak. Untuk mencegah hal tersebut, Bima membuat alat bernama taping box.

"Seperti diskotik pajaknya 75%. Harusnya dengan pajak segitu, diskotiknya jadi dikit. Ternyata tidak. Ketika kita cek semua di seluruh Kota Bogor itu, ternyata bill-nya tidak dicantumin pajak 75%. Harga minumannya tak masuk pajak. Lalu kemudian saya pasang taping box," ujat Bima.

"Saat ini ada 200 taping box yang saya pasang biar tidak pada melanggar pajak. Ternyata pajak diskotek di Bogor itu, hanya 0,66% yang disumbang ke pemerintah," lanjutnya.

Kemudian Bima menjelaskan perihal dirinya banting gelas di diskotek waktu itu. Karena hal tersebut Bima kemudian di-bully dan dicap lebay.

"Katanya saya lebay, "Bima Arya banting gelas di diskotik". Ya enggak. Gimana enggak banting gelas, wong pas Ramadan, orang lagi ibadah, eh malah jedag jedug jedag jedug. Terus jam 12 malam saya dilaporkan masyarakat ada hal tersebut. Lalu saya kesana," kata politisi PAN ini.

Dia menjelaskan, banting gelas tersebut untuk menunjukkan siapa penguasa Kota Bogor kepada pembeking diskotik tersebut. "Saya kesel, saya samperin ada di pojokan itu orang botak. Bekingnya. Di situ saya banting gelas. Kenapa? Ya biar dia tahu siapa penguasa di kota ini," tegasnya. (yds/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads