"Kurang lebih Rp 80 miliar," tutur Budiman Muhammad, Direktur Paviliun Indonesia, saat berbincang-bincang dengan detikcom di lokasi acara Milan Expo, Selasa (27/10/2015) malam.
Hampir setengahnya dihabiskan untuk konstruksi bangunan yang berdiri di area dengan luas 1175 meter persegi itu. World Milan Expo sendiri terhampar di lahan 110 hektar. Paviliun Indonesia terinspirasi dari bubu dan lumbung. Bubu, alat tangkap ikan, mencerminkan kearifan lokal nelayan yang mendapatkan hasil tangkapan tanpa merusak ekosistem. Sedangkan lumbung padi merupakan simbol ketahanan pangan masyarakat pedesaan di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dana Rp 80 miliar untuk konstruksi dan operasional harian pameran disokong sepenuhnya oleh pihak swasta. Mayoritas penyandang dananya Artha Graha. Beberapa sponsor lain adalah Sinar Mas dan Indofood. "World Expo tahun ini memang tidak menggunakan APBN. Semuanya swasta. Mudah-mudahan bisa cair semua dalam waktu dekat karena sudah dekat penutupan," ucap Budiman yang juga menjelaskan ada beberapa opsi termin pembayaran bagi sponsor.
![]() |
Cita-cita dari Paviliun Indonesia menurut almarhum Didi Petet sebagai inisiator keikutsertaan Indonesia pada Milan Expo 2015 adalah menjadi panggung di dunia. Bagaimana masyarakat dunia dapat mengetahui bahkan mengagumi eksistensi Indonesia.
Target 2 juta pengunjung telah terlampaui. Selasa (27/10/2015) sampai 4 hari jelang penutupan Milan World Expo, pengunjung Paviliun Indonesia sudah mencapai 3,7 juta orang. Beberapa peluang bisnis juga dijajaki. Penjelasan Budiman, "kami juga membuat forum bisnis supaya ada deal business to business. Bukan hanya calon turis yang datang, tapi juga investor." (inn/miq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini