1. Naik Motor Berlima Sampai Bertujuh
Foto: Chaidir Anwar Tanjung / Detikcom
|
Β
Anggota Satlantas Pekanbaru itu bingung melihat ada tiga motor dengan penumpang 5 sampai 7 orang. Ternyata mereka suku Rimba asal Jambi yang mengungsi karena karena kebakaran lahan dan dikepung asap pekat. Suku Rimba ini menyebutkan, bahwa mereka keluar dalam kawasan hutan di Jambi karena terkepung asap. Mereka yang hidup di dalam kawasan hutan, merasa tidak nyaman karena asap pekat mengepung kawasan hutan.
Β
Keduanya sempat bertanya, mengapa masuk kawasan kota tanpa helm dan malah berboncengan lebih dari satu. Bayangkan saja, sepeda motor paling depan berboncengan tiga orang dewasa. Mereka terdiri dari suami istri dan dan satu mertua.
Β
Sepeda motor yang berada urutan kedua, malah lebih ramai. Di sana satu motor ditumpangi 2 wanita dewasa, satu pria pembawa motor. Ditambah 4 anak-anak. Dua anak duduk di belakang, dua anak lainnya di depan, total satu motor ada 7 penumpang. Motor ketiga, paling belakang, pasangan suami istri dengan 4 anak-anak. Satu anak-anak duduk paling belakang, satu balita digendong ibunya, dua anak-anak duduk depan. Setiap motor mereka membawa bekal yang terbungkus dengan plastik.
Β
Kedua anggota Satlantas ini akhirnya hanya bisa menasihati agar mereka berhati-hati selama di perjalanan. Suku Rimba ini meminta petunjuk jalan untuk bisa keluar dari tengah kota Pekanbaru menuju Jambi. BrigadirΒ Agus akhirnya mengawal mereka dari Jl Sudirman menuju Jl Harapan Raya sebagai pintu jalur menuju ke arah Jambi.
2. Terkepung Asap hingga Sakit
Foto: Chaidir Anwar Tanjung / Detikcom
|
Β
Orang Rimba, begitulah julukan masyarakat adat yang hidup di dalam kawasan hutan. Mereka ini merupakan warga pedalaman yang hidup di kawasan taman nasional di Jambi. Pola hidup mereka sangat tradisional, jauh dari kebisingan kota. Mereka hidup rukun sejak ratusan tahun silam di dalam hutan. Kini hutan yang menjadi sumber kehidupan mereka porak poranda di dalam kawasan taman nasional yang dijarah warga kota.
Β
Penjarahan kawasan hutan taman nasional untuk pembukaan kebun kelapa sawit. Pembukaan serampangan dengan cara membakar membuat penderitaan panjang bagi Orang Rimba yang cinta akan alam. Kebakaran hebat telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan. Berburu tak bisa lagi. Asap mengepung kini membuat anak-anak mereka jatuh sakit.
Β
"Anak-anak kami sekarang sakit. Asap membuat anak-anak kami batuk, badannya panas," kata ketua kelompok suku Rimba, Bejampung (45) dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (25/10/2015).
Β
Tak ada bantuan masker atau pengobatan gratis di dalam kawasan hutan. Sepertinya pemerintah luput memperhatikan nasib suku pedalaman yang juga sesak nafas diterjang asap pekat. Pemerintah masih fokus pemberian bantuan masker, posko kesehatan di kawasan kota.
Β
"Tak ado anak kami berobat. Tak ado dokter mau datang ke dalam hutan. Tak ada perhatian bapak-bapak pemerintah untuk anak-anak kami," sesal Bejampung.
3. Jalan Kaki dari Jambi ke Sumsel
Foto: Muhamad Usman/detikcom
|
Β
Rombongan yang beranggotakan sekitar 20 orang ini pergi ke daerah Sumatera Selatan. Namun, ketika tiba di Kabupaten Ogan Kumering Ilir, pemerintah setempat mengembalikan mereka ke daerah asal.
Β
"Sempat ditampung beberapa hari di sana, kemudian saya dapat info Pemerintah Kabupaten Ogan Kumering Ilir mengembalikan mereka menggunakan bus," ujar Rudi Syaf, Manajer Komunikasi KKI Warsi kepada detikcom, Senin (26/10/2015).
Β
Padahal, kata Rudi Syaf, saat ini TNBD dikepung kebakaran hutan lahan. Banyak kebun perusahaan dan warga yang terbakar menyebabkan TNBD dilanda kabut asap yang pekat. Selain itu, orang rimba (SAD) saat ini kesulitan mendapatkan umbi-umbian untuk dimakan. Mereka juga kesulitan mendapatkan binatang buru-buruan.
Β
KKI Warsi juga mendeteksi ada tiga kelompok SAD lainnya yang pergi meninggalkan daerahnya. Dua kelompok dari TNBD dan satu kelompok dari Pamenang, Merangin.
Β
"Yang dari Pamenang pergi ke Sumatera Barat. Satu kelompok TNBD juga pergi ke Sumatera Selatan, dan satu kelompok lagi dari TNBD pergi ke Riau. Informasinya yang ke Riau sudah kembali. Sementara yang ke Sumatera Barat masih di sana," jelasnya.
Halaman 2 dari 4
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini