Warga desa harus menggantungkan kebutuhan air bersih dari pasokan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas. Sebagian lainnya menggantungkan kebutuhan air dari sumber-sumber mata air yang masih mengalir.
![]() |
Seperti yang terjadi di Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok, dimana hampir seluruh warga empat desa di sekitar wilayah tersebut harus menggantungkan kebutuhan air dari sumber mata air yang ada di Grumbul Pakuncen di Desa tersebut.
Setiap hari seperti tidak ada hentinya warga dari Desa Langgongsari, Desa Pageraji, Desa Rancamaya Kecamatan Cilongok dan sebagian warga Desa Singasari Kecamatan Karanglewas silih berganti mengambil air dengan menggunakan drigen, galon, ember yang ditumpangi di atas motor bahkan mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Musim kemarau kali ini sangat panjang, sudah 5 bulan saya ambil air dari sini," kata Kholis (42) warga desa Langgongsari kepada detikcom, Senin (26/10/2015).
Menurut dia, biasanya kemarau tidak sampai selama ini. Bahkan pada musim kemarau tahun lalu, sumur di rumahnya masih bisa menampung air sehingga dirinya tidak perlu mengantre untuk mengambil air di sumber mata air.
"Tahun lalu kemaraunya tidak selama ini, sumur saya masih cukup menampung air, tapi sekarang sumurnya sudah kering dan tidak ada air yang tersisa," ujarnya.
Biasanya Kholis mengambil air menggunakan drigen kapasitas 20 liter, dengan membawa 3 drigen yang ditaruh di kanan dan kiri motornya serta satu drigen yang diletakkan di depan.
"Saya ngambil air itu tiga kali, biasanya untuk masak, mandi keluarga sampai besok pagi, sore saya ambil lagi ke sini, kalau air di sini habis, saya tidak tahu harus ambil air dari mana lagi," ungkapnya.
Dirinya merupakan seorang petani gula kelapa. Karena kemarau panjang ini membuat waktu bekerjanya dimajukan untuk meluangkan waktu mengambil air di sumber mata air.
Biasanya kegiatan warga untuk mengambil air dan mencuci di sungai sekitar sumber mata air dilakukan pada pagi sekitar pukul 05.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Kemudian warga akan mulai berdatangan pukul 13.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.
"Yang ngambil air tidak ada hentinya, terus saja bergantian sampai malam, lengangnya itu cuma pas zuhur dan puncaknya pas sore karena banyak yang pada nyuci di sungai," jelasnya.
Kamil (60) salah satu warga Grumbul Pakuncen, Desa Langgongsari mengaku air yang mengalir di rumahnya merupakan air dari tug atau sumber mata air. Hampir setiap hari pula rumahnya selalu kedatangan warga yang silih berganti mengambil air atau mandi dirumahnya tersebut.
"Dari pada airnya terbuang sia-sia karena penuh di bak kamar mandi, lebih baik diambil sama yang butuh," katanya dengan menggunakan bahasa Banyumasan.
Menurut sebagian warga yang mengambil air di rumah kakek Kamil dan nenek Hamdiah tersebut menganggap jika pasangan kakek dan nenek tersebut berbuat kebaikan dengan ibadah air. Dia mengikhlaskan air yang mengalir dirumahnya untuk kebutuhan warga, bahkan pasangan kakek dan nenek tersebut akan merasa tidak enak jika air yang ada di bak penampungannya habis.
"Saya malah tidak enak kalau air dalam bak habis karena air yang keluar kecil, biasanya langsung saya perbaiki agar air kembali keluar dengan normal," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Banyumas, Prasetyo Budi mengatakan jika kekeringan yang terjadi pada saat ini hampir merata. Saat ini sudah ada 48 desa dan tersebar di 17 kecamatan mengalami kekeringan.
"Ada beberapa wilayah yang menjadi perhatian khusus karena medan yang cukup sulit," jelasnya.
Daerah tersebut meliputi Dusun Wanarata Desa Kalitapen, Desa Karangtalun yang berada di Kecamatan Purwojati. Kemudian, Desa Sawangan Kecamatan Ajibarang, Desa Kedungurang Kecamatan Gumelar, Desa Panusupan Kecamatan Patikraja, Desa Kasegeran Kecamatan Cilongok, Desa Nusadadi Sumpiuh dan Desa Plangkapan Kecamatan Tambak.
"Selain daerah yang sulit dijangkau, beberapa desa tersebut, warganya sudah sangat bergantung dari penyaluran air bersih. Karena di daerah mereka sudah tidak ada lagi sumber air yang bisa mencukupi kebutuhan untuk sehari-hari," ujarnya.
Pihak BPBD Banyumas tidak hanya melakukan distribusi air bersih pada siang hari, tetapi juga malam hari. Bahkan warga dibeberapa wilayah di Banyumas mulai melakukan shalat Istisqa, berharap hujan segera turun sehingga warga tidak lagi kesulitan mendapatkan air. (arb/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini