Kisah di Balik Nama Jalan Kapten Muslihat dan Merdeka di Bogor

Mengenang Kapten Muslihat

Kisah di Balik Nama Jalan Kapten Muslihat dan Merdeka di Bogor

Wisnu Prasetiyo - detikNews
Senin, 26 Okt 2015 08:29 WIB
Foto: Wisnu Prasetyo
Jakarta - Kapten Muslihat gugur di medan perang di Jalan Banten, Bogor, Desember 1945 silam. Timah panas tentara Inggris dua kali menembus tubuhnya hingga dia menghembuskan napas terakhir.

Perjuangan Kapten Muslihat merebut kemerdekaan di Kota Bogor itu terus dikenang dan diabadikan dalam sebuah nama jalan, yakni Jalan Kapten Muslihat.

Jalan itu teletak di dekat Taman Topi dan menghubungkan Stasiun Bogor dengan Istana Bogor. Jalan Kapten Muslihat menjadi jalan utama dan selalu ramai dilalui warga.
Makam Kapten Muslihat (Wisnu Prasetiyo)

Dulunya jalan itu bernama Jalan Banten, yakni jalan di mana Kapten Muslihat ditembak tentara musuh. Tempat perjuangan terakhir Kapten Muslihat sebelum gugur dan menghadap sang kuasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah mengapresiasi perjuangan Kapten Muslihat dengan menamai Jalan Kapten Muslihat," ucap Mahrup, Sejarawan sekaligus Pengelola Museum Perjuangan Bogor saat berbincang dengan detikcom di Museum pekan lalu.

Baca juga: Mengenang Kapten Muslihat, Pejuang dari Bogor yang Gugur di Usia Muda

Selain jalan, ada juga patung Kapten Tubagus Muslihat yang berdiri kokoh di Plaza Taman Topi dekat Stasiun Bogor. Patung itu menggambarkan gagahnya Kapten Muslihat, jari tangan kiri menunjuk ke samping dan jari kanannya memegang pistol. Raut mukanya bergelora seolah memberi instruksi menyerang.
Foto: Wisnu Prasetiyo

Dengan melihat patung itu, diharap warga Bogor bisa merasakan dan mengenang perjuangan Kapten Muslihat merebut kemedekaan dari tangan penjajah.

Selain patung dan jalan, pemerintah juga memberikan apresiasi kepada anak Kapten Muslihat yakni Merdeka dengan menjadikan namanya sebagai nama jalan. Merdeka merupakan nama yang diwasiatkan Kapten Muslihat kepada istrinya
yang kala itu sedang mengandung sebelum Sang Kapten meninggal.
Foto: Wisnu Prasetiyo

"Depan museum ini ada namanya Jalan Merdeka, mengikuti Jalan Kapten Muslihat sekarang ini yang dulunya bernama Jalan Banten," kata Mahrup.

Menurut Mahrup, sosok Kapten Muslihat adalah seorang teladan. Sang Kapten gugur di usai yang sangat muda yakni 19 tahun dengan terus membawa semangat perjuangan dan nasionalisme di dalam dadanya. Hal ini terbukti dari wasiatnya kepada teman-teman seperjuangan untuk terus berjuang mengusir penjajah hingga Bogor merdeka sepenuhnya.
Foto: Wisnu Prasetiyo

"Sosok Kapten Muslihat merupakan seorang teladan, dengan semangat nasionalisme tinggi, dan rendah hati. Kehadirannya sebagai sosok pejuang muda yang gigih menjadi karakter khas dari sosok beliau," ujar Mahrup.

(slh/Hbb)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads