"Hanya Jawa, Bali dan Nusa Tenggara saja yang belum ditutup asap. Asap makin luas dan tak terkendali," tulis Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di akun twitternya, Sabtu (24/10/2015). Sutopo melampirkan foto citra satelit cuaca Himawari yang menggambarkan sebaran asap per pukul 13.30 WIB.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Taman Nasional Way Kambas Lampung habitat Gajah Sumatera juga dirambah dan dibakar. Oknum tidak ada takutnya melakukan perluasan lahan," sesalnya.
Sutopo juga menginformasikan jumlah hotspot tanggal 17-23 Oktober 2015 di sekitar Taman Nasional Berbak Jambi yang berjumlah 496 titik. "Habitat Harimau Sumatera pun dibakar," ujarnya.
Pada bagian lain, Sutopo melampirkan citra satelit yang menggambarkan asap dari Kabupaten Merauke dan Mappi Provinsi Papua menyebar ke arah timur-timur laut sehingga menutup Maluku dan sekitarnya.
"Semua usaha dilakukan demi padamkan api karhutla. Gambut: jika sudah terbakar sulit dipadamkan," tegas Sutopo.
![]() |
Presiden Jokowi telah menggelar rapat tentang peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan pada Jumat kemarin atau sehari sebelum keberangkatannya ke AS sore nanti. Jokowi kemudian mencanangkan empat aksi konsentrasi penuh melawan asap.
Pertama adalah melakukan evakuasi kepada warga yang terkena dampak asap tebal ke kantor-kantor pemerintah setempat. Kedua, melakukan antisipasi kesehatan dan pendidikan bagi 4 juta siswa yang kegiatan belajar mengajarnya terganggu.
Ketiga, menunjuk Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan untuk memimpin 21 jajaran untuk berkoordinasi dan juga mengurangi dampak kebakaran lahan. Keempat, memerintahkan menteri-menteri terkait untuk menghentikan seluruh proses permohonan hak guna usaha (HGU) baik baru maupun perpanjangan jika lahannya terbakar.
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan yang memimpin peningkatan pengendalian kebakaran tersebut mengakui bahwa kebakaran tidak akan bisa dipadamkan total 1-3 minggu ke depan mengingat kemarau panjang akibat El Nino. Namun pemerintah terus melakukan banyak langkah sembari menanti turunnya hujan.
(nrl/nrl)