Para prakirawan cuaca dari AS, Jepang dan Australia memonitor suhu muka laut di Pasifik, utamanya memperhatikan wilayah Nino 3.4 yang berada di timur Samudera Pasifik yang berada di wilayah ekuator. Mereka juga melacak suhu bawah air laut dan tekanannya. Data-data ini kemudian dijadikan model prakiraan seberapa kuat fenomena El Nino.
(Baca juga: Bencana Kabut Asap, Luhut: El Nino Lebih Parah Dari yang Dibayangkan)
Jika suhu muka laut wilayah Nino 3.4 rata-rata suhu bertambah antara 0,5-1 derajat Celcius selama 3 bulan pemantauan, maka US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyatakan El Nino lemah. Nah, El Nino dinyatakan kuat jika rata-rata suhu muka laut itu bertambah di atas 1,5 derajat Celcius. NOAA kini memperkirakan bahwa suhu muka laut kini bertambah 2 derajat Celcius atau lebih.
Demikian seperti dilansir dari jurnal ilmiah Nature edisi 14 Agustus 2015 dan 20 Oktober 2015 yang ditulis detikcom, Jumat (23/10/2015). Sebagai perbandingan saja El Nino terkuat yang pernah tercatat terjadi antara tahun 1997-1998 dengan suhu muka laut bertambah 2,3 derajat Celcius di atas rata-rata.
Nah, prakirawan mengatakan El Nino tahun 2015 ini berbeda karena dua hal. Pertama, hal yang tidak biasa adalah El Nino ini berawal sangat dini, Maret daripada Juni.
"Ini bisa jadi karena air hangat yang tersisa dari El Nino yang lemah tahun lalu sebagai awalannya," jelas Anthony Barnston, Kepala Prakirawan International Research Institute for Climate and Society dari Columbia University, Palisades, New York.
Kedua, tahun ini merupakan kali kedua El Nino datang berturut-turut setelah El Nino lemah tahun lalu. Sebelumnya, fenomena yang sama, El Nino lemah diikuti El Nino kuat berturut terjadi antara tahun 1986 - 1988. Namun prakirawan memprediksi bahwa El Nino kuat tahun ini lebih kuat dari pada El Nino tahun 1986-1988.
Imbas di Dunia
Terakhir kali El Nino kuat pada tahun 1997-1998, terjadi cuaca ekstrem dan banjir menewaskan ribuan orang dan meninggalkan seperempat miliar orang di Asia menjadi tunawisma. Hal ini juga membantu untuk mendongkrak suhu global ke titik tidak pernah direkam sebelumnya.
(Baca juga: Pakar BPPT: El Nino Kuat Sampai Minimal Desember, Curah Hujan Turun)
Nah untuk El Nino kuat tahun ini, ditandai dengan menghangatnya suhu muka laut secara periodik di Samudera Pasifik daerah ekuator, menyebabkan terjadinya hujan sangat deras di benua Amerika bagian utara. Sebaliknya, di barat Samudera Pasifik cenderung panas terik dan mengalami cuaca kering, mengalami kekeringan berkepanjangan seperti di Australia, Indonesia dan beberapa bagian India.
"Di India bahkan mengalami musim yang buruk," jelas Barnston.
Di Peru, di mana suhu air lepas pantai biasanya menghangat kala El Nino, bahkan pemerintahnya menyatakan keadaan darurat karena hujan lebat dan longsor.
Menurut NOAA, El Nino kuat yang sekarang 85% akan berlangsung hingga beberapa bulan di tahun depan (2016), dengan puncaknya terjadi pada November-Desember 2015.
Halaman
1
(nwk/nrl)