Menyusuri Perairan Ora seperti di Film Jurassic Park

Ekspedisi Pulau Ora (9)

Menyusuri Perairan Ora seperti di Film Jurassic Park

M. Aji Surya, Sutar Windargo - detikNews
Jumat, 23 Okt 2015 15:06 WIB
Foto: M Aji Surya/detikcom
Ambon - Berkelana di seputaran Pantai Ora seperti menyusup ke negeri dongeng. Kekayaan alam dan sejarahnya tak terperikan. Sebuah wisata penuh makna.

Menyusuri pantai dari arah Negeri (desa adat) Saleman ke Negeri Sawai di kabupaten Maluku Tengah, membuat peserta ekspedisi terpesona akan keelokan laut dan keindahan pantainya. Lima boat masing-masing bertenaga 40 PK menyusuri sepanjang pantai karang yang tebingnya menjulang tinggi dengan aneka pepohonan. Sekilas mengingatkan panorama di pulau Isla Nublar dalam film Jurassic Park.

Pantai dan hutan di sekitarnya terletak di Taman Nasional Manusela, sehingga kelestarian satwa dan tumbuhan lebih terjamin. Sepanjang perjalanan, terbang melintas di atas kepala beberapa jenis burung, seperti species nuri, bangau, camar dan jenis-jenis burung laut lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara di bawah laut berenang melintas berjenis-jenis ikan, seperti ikan layar dengan corak kuning hitam, belut laut yang berkulit hitam putih dan ikan kakatua yang bersisik biru seperti ditaburi safir. Ada juga makhluk laut lainnya seperti bulu babi, siput laut, dan bintang laut. Di antara jalur tersebut terletak Resort Ora Beach, yang terdiri dari beberapa bangunan di darat serta beberapa bangunan di atas laut yang disebut pondok laut, di mana wilayahnya masuk ke dalam Negeri Saleman.

Adapun di Negeri Sawai, terlihat ada beberapa penginapan dengan bangunan-bangunan yang cukup besar dan terletak di atas pantai yang diapit oleh perkampungan penduduk. Perbedaan antara penginapan-penginapan tersebut dengan Resort Ora Beach, adalah Resort Ora terletak di pantai tersendiri terpisah dengan perkampungan penduduk, sehingga privasi lebih terjamin.

Di dekat negeri Sawai terlihat beberapa "bagan" yang menurut Salim, salah seorang pengemudi kapal, digunakan untuk menangkap ikan teri. Bagan tersebut berbentuk rumah mengapung dilengkapi jaring di sekitarnya, dan memakai lampu pada malam hari sehingga menarik ikan untuk mendekat. Bagan itu hanya dapat diartikan bahwa mata pencaharian sebagian penduduk Sawai adalah menangkap ikan. Sedangkan yang lain adalah petani terutama pala dan cengkeh, yang dalam batas tertentu, menunjukkan kejayaan kepulauan Maluku di masa lalu sebagai Spice Islands.

(Foto: M Aji Surya)

Usai melintasi Negeri Sawai, peserta melakukan snorkeling di suatu tempat yang disebut Tebing Batu. Sesuai dengan namanya, tempat tersebut merupakan laut dengan tebing karang menjulang tinggi di pinggirnya. Laut yang jernih dan tenang, dipagari karang yang menjulang megah dengan berbagai macam flora dan fauna, benar-benar membuai para peserta.

Gregory, seorang diplomat dari Papua Nugini dan Lora dari Vanuatu yang awalnya masih ragu-ragu untuk berenang, langsung terjun begitu melihat lokasi snorkeling yang sangat menggoda. Mereka menyatakan kekagumannya dengan situasi tempat tersebut dan berbaur dengan peserta lain bersnorkeling-ria. Namun yang perlu diingat adalah kehati-hatian terhadap beberapa hewan laut yang berbisa seperti bulu babi, ikan lepu ayam dan ular laut. Meskipun pada dasarnya hewan-hewan tersebut tidak akan menyerang jika tidak diganggu.

"Pengalaman bersnorkeling di tempat tersebut, seperti berenang di akuarium raksasa dengan segala macam keindahan fauna laut yang berenang di sekitarnya," ujar Gregory.

Setelah puas melakukan snorkeling, peserta naik boat lagi dan menuju ke suatu tempat yang disebut mata air Belanda. Menurut Solihin, penduduk setempat, mata air tersebut ditemukan oleh serdadu Belanda, pada masa penjajahan sehingga disebut mata air Belanda atau Dutch spring. Mata air itu terletak di dekat pantai dari arah Resort Ora menuju Negeri Saleman. Keistimewaannya adalah meskipun airnya muncul di pinggir laut, airnya terasa dingin dan sangat tawar. Peserta singgah di tempat tersebut, menikmati segarnya air kelapa sambil menanti waktu makin beranjak sore.

Menikmati perjalanan di antara negeri Saleman dan negeri Sawai sungguh suatu pengalaman yang tidak terlupakan. Tidak berlebihan jika tempat tersebut peserta namakan Jurassic Park di bumi Indonesia. (try/try)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads