Hanya ada 7 rumah kayu ukuran sepuluh meter persegi di pantai Ora. Semua berjajar rapi dan berjarak kisaran 20 meter dari bibir pantai yang bersebelahan hutan belantara. Dari rumah pertama ke rumah paling ujung dihubungkan jembatan kayu dengan lebar dua depa.
Ketika malam tiba, suasana pantai Ora sungguh lain dari rumah normal. Di depan rumah yang biasanya berupa taman hijau, kali ini berupa lautan luas tanpa batas dengan warna hitam (gelap). Sedangkan air, ikan dan terumbu karang di bawah rumah dapat dengan mudah diintip dari sela-sela lantai kayu di beranda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Meskipun terdapat listrik lumayan, namun jelas tidak ada AC. Jadi, untuk mengusir rasa panas, terpaksa dibuka pintu depan yang menghadap laut manakala ingin tidur. Agar angin laut bisa masuk dan membelai pengunjung yang terserang rasa kantuk.
Yang jelas, desiran ombak menjadi nyanyian malam yang paling dominan. Tiap sepuluh detik, air yang tiba dari lautan luas menuju daratan menghantam pasir putih pantai dan menciptakan keriuhan tersendiri. Tidak sampai seperti deburan ombak, namun jauhi melebihi gemericik air.
Bagi yang belum terbiasa, suara-suara malam itu cukup menakutkan. Membuat rasa kantuk terusir seketika. Maklumlah, banyak kemungkinan yang bisa terjadi saat tinggal di gubug ala suku Bajau.
![]() |
Tapi bagi yang mencintai alam, bermalam disini akan penuh keindahan. Nyanyian ombak yang setia menemani, bisa jadi seperti alunan musik alam tanpa jeda. Sedangkan lautan luas di depan rumah akan menjadi inspirasi bagi lahirnya sejuta puisi.
Bahkan, berbagai binatang malam laut yang terus berkeliaran adalah irama persahabatan. Sepanjang jembatan kayu yang diterangi lampu 5 watt itu, aneka binatang laut ngerumpi. Mereka mungkin sedang ariisan atau malah pengajian, mengangungkan asma Tuhan yang maha kasih. Selain itu, kadangkala si kepiting bersilaturahmi ke kamar dengan menaiki pilar rumah yang ditanam di laut. Semua bersahabat dan tidak takut manusia.
Menikmati malam di gubuk-gubuk pantai Ora sungguh menakjubkan. Tidur lelap dibuai alam semesta. Mengingatkan manusia agar tidak merusak alam anugerah Tuhan. (try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini