Program bela negara digelar selama sebulan di berbagai lokasi pelatihan milik Kemhan atau di Pemda-pemda. Para kader akan mendapat pendidikan yang didominasi dilakukan di kelas. "70% di kelas, 30% di lapangan. Kurikulum di kelas itu ada yang tertutup, ada yang di luar kelas seperti di bawah pohon," kata Ryamizard.
Sementara pendidikan di lapangan mencakup baris-berbaris, P3K, penanggulangan bencana, dan sebagainya. Mereka juga dilatih bagaimana menghadapi kondisi darurat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Materi di dalam kelas juga diisi dengan berbagai diskusi umum. Pengetahuan Sistem Pertahanan dan Keamanan (Sishankam) juga akan dimasukkan dalam materi kelas. "Secara umum materinya sama dengan TNI tapi cara metodenya berbeda, sesuai dengan peserta didik yang akan dibina," ujarnya.
Kemudian untuk kurikulum inti, ada 5 nilai yang diajarkan. Nilai-nilai tersebut dapat diaplikasikan sesuai dengan lingkungan, pekerjaan dan pendidikan masing-masing. "Inti pertama adalah cinta tanah air, kedua rela berkorban terhadap bangsa dan negara, dan yakin pada ideologi negara," katanya.
Para peserta juga diajarkan untuk terus disiplin. Kedisiplinan ini dimulai dari hal-hal kecil seperti rajin bangun pagi dan tepat waktu dalam melaksanakan aktifitas berikutnya. Kemudian untuk kurikulum tambahan disesuaikan dengan kearifan lokal.
(kff/aan)











































