Perkenalkan, Ini Kompol Adzan Subuh Wakapolres Enrekang Sulsel

Perkenalkan, Ini Kompol Adzan Subuh Wakapolres Enrekang Sulsel

Andri Haryanto - detikNews
Rabu, 21 Okt 2015 19:07 WIB
Foto: Adzan Subuh Amjah/dok. Pribadi
Jakarta - Akhir-akhir ini publik diperkenalkan dengan beberapa nama yang tidak biasa. Seperti Tuhan di Banyuwangi, Saiton di Palembang dan Andi Go To School di Magelang. Nah, di Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Enrekang, ada seorang pria yang memiliki nama yang tidak biasa yaitu Adzan Subuh.

Adzan Subuh adalah seorang perwira menengah polisi berpangkat Komisaris Polisi (Kompol). Dia saat ini memegang kursi Wakil Kapolres Enrekang, Polda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar). Usianya masih terbilang muda, 40 tahun.

Saat berbincang dengan detikcom, Rabu (21/10/2015), pria yang bernama lengkap Adzan Subuh Amjah ini menuturkan mengenai perjalanan kisah nama yang disandangnya itu. "Waktu kecil nama asli saya bukan itu, tapi Ahmad Hibawa," kata pria asal Sumatera Selatan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama yang disematkannya itu mulai berubah sejak usia 5 tahun. Pada waktu itu dia kerap terserang penyakit.

Nah, berdasarkan cerita turun-temurun leluhurnya, kemungkinan penyakit-penyakit yang silih berganti datang dapat pergi bila dia berganti nama.

"Akhirnya setelah salat subuh nenek saya terpikir untuk menganti nama saya jadi Adzan Subuh. Ditambah Amjah sebagai nama fam, jadilah Adzan Subuh Amjah," kisah ayah 3 anak ini.

Di usianya yang masih belia dia menerima saja nama yang diberikan neneknya itu. Baru saat dia duduk di bangku sekolah dasar, perlahan dia mulai sadar bahwa nama dia tidak biasa di antara teman-teman lainnya.

"Makanya waktu SD banyak teman-teman saya yang tanya, nama saya kok Adzan Subuh," kata Adzan Subuh yang baru saja pulang dinas sebagai petugas haji di Arab Saudi ini.

Lalu, bagaimana dengan penyakit yang selalu datang sebelum berganti nama?

"Alhamdullilah, sejak ganti nama enggak pernah sakit-sakitan. Sehat-sehat saja, malah tambah pintar, Alhamdullilah menjadi Wakapolres," canda sarjana agama ini.

Nama adalah doa, itulah yang saat ini dirasakan Adzan Subuh. Dengan nama religius yang disandangnya dia berusaha menghindari perbuatan yang bertentangan dengan agama dan norma sosial.

"Alhamdullilah bisa memfilter dari berbuat yang tidak-tidak," kata dia.

Lalu, bagaimana dengan lingkungan kerja?

"Ya seperti namanya Adzan Subuh yang membawa ketenangan, mudah-mudahan saya bisa mengayomi anggota dan juga masyarakat. Apalagi saya bertugas di kepolisian," jawabnya.

Kini dengan penugasan di Enrekang, mau tidak mau dia harus menahan rindu kepada istri dan tiga orang anaknya di Makassar yang berjarak sekitar 240 kilometer. Sang istri sendiri bekerja sebagai dosen di UIN Makassar.

"Ya kalau pulang paling sebulan sekali," kata Adzan yang sesekali menjadi muazin di langgar dan masjid di dekat rumahnya. (ahy/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads