Pemilik lahan, Sutopo (63) menceritakan, konon arca tersebut ditemukan leluhurnya ketika membajak sawah di sekitar kebun. Gading Ganesha terkena bajak sehingga salah satunya pecah. Kemudian arca tersebut diletakkan di atas gundukan tanah di tengah kebun.
"Semenjak buyut saya arca itu sudah ada di situ. Jadi dulunya arca itu tertimbun tanah terus nyangkut di bajak. Kemudian digali dan dipindah di gumuk (gundukan)," kata Sutopo saat ditemui detikcom di rumahnya, Rabu (21/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya diwanti-wanti sama Disbud bagian purbakala namanya pak Nardi waktu itu karena saya yang punya tanah," ujarnya.
Namun suatu ketika pada tahun 1980-an, saat hujan deras melanda di malam hari, lima orang warga mencuri arca tersebut. Tidak ada warga yang tahu hingga akhirnya Sutopo mendapati patung tersebut lenyap dari atas gundukan keesokan harinya.
![]() |
"Diberitahu tetangga arcanya hilang terus tempatnya berantakan soalnya waktu itu habis hujan jadi tanahnya rusak diinjak-injak," kenang Sutopo.
Ia langsung melaporkan hal itu ke kepolisian setempat. Saat itu polisi langsung meminta keterangan saksi dan melakukan penyelidikan hingga akhirnya diketahui arca berada di Jakarta. Arca Ganesha tersebut ternyata sudah disimpan warga Mijen bernama Bambang Sutrisno yang tinggal di Jakarta.
"Ditelusuri ternyata arca itu dijual ke Bambang Sutrisno. Di Jakarta itu kemudian diserahkan ke Polisi," katanya.
Kemudian terungkap lah pelaku pencurian yang tidak lain merupakan warga sekitar bernama Rasmin. Dari hasil penyelidikan hingga persidangan, diketahui Rasmin beraksi bersama empat orang lainnya kemudian menjualnya dengan harga Rp 100 ribu kala itu.
"Pak Rasmin-nya bilangnya beli, ternyata mencuri. Ada orang lima, Pak Rasmin kena hukuman 6 bulan, yang lain 4 bulan," ujarnya.
Menurut informasi, arca tersebut kini sudah kembali ke Kota Semarang namun tidak dikembalikan ke lokasi, melainkan disimpan dan menjadi salah satu koleksi museum Ronggowarsito Semarang. Kebun yang dikenal warga itu pun kembali sepi setelah arca Ganesha tidak lagi di sana.
Tanggal 25 sampai 29 September lalu, kebun milik Sutopo kembali ramai karena tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) melakukan ekskavasi. Tim mendapatkan bangunan situs kuno diduga peninggalan kerajaan Mataram Kuno di dalam gundukan di tengah kebun.
"Setahu saya itu tumpukan tanah ada tumpukan bata ada arcanya dulu. Orang sini tidak ada yang tahu (kalau ada situs kuno). Kok ternyata malah situ (arkeolog) tahu dan pusatnya di situ," pungkas Sutopo. (alg/try)