Memutar Waktu di Museum Haramain

Laporan dari Arab Saudi

Memutar Waktu di Museum Haramain

Gagah Wijoseno - detikNews
Kamis, 15 Okt 2015 18:02 WIB
Foto: Gagah Wijoseno
Makkah - Banyak perubahan yang terjadi di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sejak zaman Rasulullah sampai kini. Ada yang disebabkan karena renovasi maupun perbaikan akibat rusak oleh kekuatan alam.

Rekam jejak dan peninggalan-peninggalan kedua masjid suci Umat Islam itu tersimpan rapi di Museum Arsitektur Dua Masjid Suci yang berada di daerah Hudaibiyah, sebelah barat Kota Makkah. Pengunjung bisa datang dan melihat koleksi museum tanpa harus merogoh koceknya.

Museum ini dibagi menjadi dua area, sesuai dengan nama Haramain yang artinya dua tempat Haram yakni Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Di mulut pintu masuk pengunjung bisa melihat hal-hal yang terkait dengan Masjidil Haram lebih dahulu, baru setelah itu diikuti bagian Masjid Nabawi.
Foto Masjidil Haram dari masa ke masa (Gagah/detikcom)

Sesaat setelah melewati pintu depan, pengunjung langsung dihadapkan pada maket raksasa Masjidil Haram yang ditempatkan di dalam kotak kaca. Di situ terdapat contoh Masjidil Haram yang sudah selesai diperluas, lengkap dengan Masjid Abdullah. Saat ini proyek perluasan Masjidil Haram masih berlangsung pengerjannya.
Maket Masjidil Haram (Gagah/detikcom)


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengunjung bisa melihat tangga geser terbuat dari kayu mirip tangga yang dipakai untuk naik turun penumpang pesawat. Tangga ini sampai pada tahun 1240 H digunakan sebagai tangga keluar masuk Kakbah.
Tangga ini dulunya digunakan sebagai tangga keluar masuk Kakbah (Gagah/detikcom)

Terdapat juga foto-foto perubahan Masjidil Haram dari masa ke masa. Aada foto Masjidil Haram dengan Menara Minaret gaya Ottoman yang sekarang sudah tidak ada lagi karena perluasan. Ada juga pintu Masjidil Haram dan gemboknya beserta cungkup tempat hajar aswad, tersimpan dengan baik di museum itu.
Cangkup hajar aswad zaman ottoman (Gagah/detikcom)

Di salah satu pojok bangunan ada mesin-mesin tempat kiswah ditenun dengan tangan. Ada juga replika Maqom Ibrahim dan kubah salah satu tower Masjidil Haram yang berwarna emas dan sudah tidak terpakai lagi.

Salah satu yang menarik perhatian adalah sumur zam-zam yang kini sudah ditutup permukaannya karena alasan keamanan. Ada contoh bentuk sumur zam-zam zaman dulu yang masuk berbentuk seperti sumur biasa, jadi air harus ditimba ke luar dengan tangan. Ada juga foto yang menunjukkan dekatnya sumur zam-zam dengan Kakbah sebelum akhirnya ditutup dan disedot dengan mesin mutakhir.
Sumur zam-zam (Gagah/detikcom)

Di situ ada juga penggambaran sumur zam-zam dari samping, lengkap dengan beberapa foto-fotonya. Terlihat bahwa air zam-zam keluar dari celah bebatuan yang berasal di dindingnya, tumpah dengan deras ke bagian dasar sumur.
Pengunjung melihat foto sumur zam-zam (Gagah/detikcom)

Subhanallah!

Selesai di area, pengunjung disambut maket raksasa Masjid Nabawi yang berada di dalam kotak kaca. Sama seperti di bagian Masjidil Haram, diΒ  tempat ini pengunjung juga bisa menyaksikan foto-foto Masjid Nabawi dari masa ke masa. begitu juga ada pintu lama bagian luar dan bagian dalam yang juga dipajang di sana.
Maket Masjid Nabawi (Gagah/detikcom


Di setiap foto dan barang-barang terdapat penjelasan tentang apa yang dipamerkan. Tapi kalau Anda ingin mengetahui lebih dalam lagi bisa menghubungi bagian informasi untuk mendapatkan pemandu selama berada di dalam museum.

Banyak tingkah menarik yang dilakukan oleh para pengunjung museum ini karena memang tidak semua peninggalan diletakkan di dalam kaca. Tidak sedikit pengunjung yang mengusap-usap tangga kabah atau batu-batu yang pernah menjadi bagian dari 2 masjid suci umat Islam ini.

Beberapa penjaga berkeliling untuk mencegah pengunjung melakukan tindakan-tindakan yang dianggap tidak sesuai tuntunan Islam. "Haram... haram," tutur mereka bila ada yang mengusap benda-benda dengan tangannya. Tangan bekas usapannya itu lalu diusapkan lagi ke wajahnya.
Pintu masjid Nabawi (Gagah/detikcom)

Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β  Β 
Museum ini tidak terlalu luas. Tidak sampai 30 menit untuk mengelilingi seluruh pelosok museum sekaligus. Bagian dalamnya sangat terawat dengan pendingin udara dan tata cahaya yang lembut.

Berkunjung ke museum ini seolah menyaksikan bagaimana 2 masjid yang tadinya kecil ini menjadi sedemikian masif dan besar ukurannya dari waktu ke waktu. Mengetahui fakta kalau Masjidil Haram yang kita lihat yang sekarang ini berbeda ornamennya dari yang pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, serta Masjid Nabawi yang dibangun Nabi Muhammad bersama para sahabatnya. (gah/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads