Pada Selasa (13/10) malam detikcom menyambangi kawasan beach pool, Ancol. Ribuan orang malam itu sudah memenuhi kawasan pantai. Ada yang datang dengan keluarga, ada yang sendiri, ada juga yang berpasangan.
Tak diketahui, darimana asal muasal kawasan Ancol menjadi lokasi tradisi malam 1 suro. Pastinya aneka rupa kegiatan dilakukan warga malam itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesaji ini adalah bentuk lain tumpengan. Ritual ini isinya berendam dan dzikir di dalam air. Ilmu kebatinan dan intinya terapi kesehatan. Tidak ada menabur bunga dan menyalakan dupa. Berendam sekitar sejam berguna untuk pembersihan dan penguatan diri efeknya bagi kesehatan sendiri, menetralisir penyakit," jelas seorang pelaku kesehatan alternatif yang datang bersama anggotanya. Tandu dihias janur dan berisi makanan itu dibagi-bagi ke warga. Siapa saja boleh makan setelah didoakan.
Sementara aktivitas lainnya adalah mandi-mandi. Walau hanya sekedar ikut-ikutan, tak sedikit pengunjung yang percaya kalau mandi di pantau bisa memberikan energi positif dan membuang energi negatif. Nah, banyaknya dari masyarakat yang datang ini sekedar main-main air di pantai menghabiskan malam yang cerah dengan mandi-mandi.
Selain itu juga ada yang membuang CD dan bra. Di sisi timur pantai banyak aktivitas dilakukan perempuan yang turun dari mobi, lalu berendam, dan kemudian pergi. Hanya tersisa CD dan bra yang teronggok di pantai. Sayangnya tak ada yang mau diwawancara, mereka memilih diam dan pergi.
Menginjak pukul 01.00 WIB, Rabu (14/10), pengunjung berangsur-angsur beranjak pulang. Sepi mulai menyergap kawasan pantai. Pengunjung pulang ke rumah masing-masing dengan segala dan aneka harapan. Menyambut 1 suro dengan berbagai cara dan tradisi yang dianut masing-masing adalah pilihan. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini