Indonesia Makin Memesona Rusia

Laporan dari Moskow

Indonesia Makin Memesona Rusia

Arifin Asydhad - detikNews
Kamis, 15 Okt 2015 10:03 WIB
Indonesia Makin Memesona Rusia
Irman Gusman saat bertemu Menlu Lavrof. Foto: Arifin Asydhad
Moskow - Rusia melihat Indonesia sebagai partner yang sangat strategis. Dalam lima tahun terakhir, kerja sama Rusia dan Indonesia meningkat signifikan. Rusia ingin kerja sama dengan Indonesia lebih dahsyat lagi.

Keinginan ini disampaikan 4 tokoh kuat dan pejabat penting Rusia saat menerima Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman di Moskow, Rusia, sepanjang Rabu (14/10/2015). Keempat tokoh kuat dan pejabat Rusia itu adalah Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, Ketua Dewan Federasi Valentina I Matvienko, Ketua DUMA Sergey Narishkin, dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Denis Manturov. Mereka menerima delegasi DPD di kantornya masing-masing.

Suasana pertemuan delegasi DPD dengan Menlu Lavrof

Lavrov merupakan Menlu yang saat ini sedang naik daun di dunia dan orang penting di balik kebijakan luar negeri Rusia. Matvienko yang merupakan ketua senator, merupakan tokoh kuat ketiga setelah Presiden Vladimir Putin dan Perdana Menteri Medvedef. Narishkin yang merupakan ketua DPR merupakan tokoh kuat keempat di Rusia. Manturov merupakan menteri yang dipercaya Putin, pernah ditunjuk sebagai utusan khusus Putin saat menghadiri pelantikan Presiden Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keempat tokoh ini secara berturut-turut menerima Irman Gusman dan delegasi DPD sehari penuh, dari pukul 10.00 hingga 18.00. Dubes RI untuk Rusia Djauhari Oratmangun mendampingi delegasi dari awal sampai akhir.

Irman Gusman didampingi Dubes Djauhari Oratmangun saat bertemu Menteri Perdagangam Denis Manturov

Keempat pejabat ini mengapresiasi jalannya kerja sama Rusia dan Indonesia selama lima tahun terakhir ini. "Saya puas dengan kerja sama selama ini dengan Indonesia," kata Lavrov.

Lavrov menyebut berbagai investasi yang akan dilakukan di Indonesia. Akhir tahun ini misalnya, akan dilakukan ground breaking pembangunan transportasi kereta api di Kalimantan Timur. Proyek ini akan dikerjakan oleh RZD, Russian Railways Company. Investasi ini senilai US$ 2,5 miliar.

Dia menyampaikan terima kasih Rusia kepada Indonesia diberi kesempatan mengerjakan proyek penting yang akan berdampak luas terhadap ekonomi di Kalimantan Timur itu. Selama ini Rusia memang dikenal sebagai negara yang memiliki pengalaman dan salah satu negara yang menguasai teknologi perkeretaapian terbaik di dunia.

Lavrov juga mengatakan perusahaan Rusia juga akan mengerjakan proyek pengolahan bauksit menjadi alumina di Kalimantan Barat. Dengan pengolahan ini, maka Indonesia akan mendapat nilai tambah yang signifikan daripada hanya mengekspor bauksit (bahan mentah) seperti yang dilakukan selama ini. Investasi Rusia ini diperkirakan sekitar US$ 3 miliar.

Rusia juga akan bekerja sama dengan Indonesia membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) melalui Rosatom, perusahaan nuklir terkemuka di Rusia. Dalam waktu dekat, untuk memulai kerja sama dan investasi ini, Rusia akan membangun miniatur reaktor nuklir di kawasan Puspiptek Serpong. Rusia juga akan menawarkan pesawat-pesawat yang ia buat ke Indonesia. Perusahaan Rusia juga akan membangun perusahaan pengolahan nikel di Indonesia.

"Kami puas dengan pembahasan oleh Komisi Bersama Perdagangan dan Ekonomi kedua negara bulan April lalu, yang telah membahas isu kerja sama strategis, termasuk isu teknis proyek-proyek besar di Indonesia, terutama pembangunan jalur KA," kata Lavrof.

Lavrof menyebut beberapa proyek investasi yang masih perlu direalisasikan adalah proyek di bidang maritim, seperti pembangunan pelabuhan dan kapal, kerja sama di bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista) termasuk pembuatan kapal selam, kerja sama di bidang militer, dan kerja sama penanganan terorisme. Dia juga menyebut kerja sama di bidang pendidikan antara kedua negara juga perlu ditingkatkan.

Delegasi DPD saat bertemu Ketua Dewan Federasi Rusia Matvienko (perempuan berbaju hijau tosca)

Sementara Matvienko juga menilai kerja sama Rusia dengan Indonesia sudah sangat baik. Namun, dia melihat masih ada kerja sama yang lebih besar yang perlu dilakukan kedua negara. "Kerja sama perdagangan masih belum sesuai potensi yang ada," kata Matvienko yang mendorong agar kerja sama Rusia dan Indonesia terus ditingkatkan.

Beberapa hal yang menarik bagi Rusia untuk investasi dan kerja sama perdagangan dengan Indonesia yang perlu disegerakan adalah pasokan minyak dan gas dari Rusia. Matvienko juga menyebut kerja sama di bidang nuklir dan penanggulangan bencana juga perlu diperkuat. Begitu juga dengan kerja sama di bidang pariwisata.

Irman Gusman dan Matvienko saat menggelar jumpa pers bersama

Hal senada juga disampaikan Shergey Narishkin. Dia sepakat dan mendorong supaya kerja sama di antara dua negara dilakukan dengan lebih kuat lagi. "Kalau perlu, jangan sampai hanya lakukan kerja sama dua negara, tapi bagaimana agar dua negara ini menjadi keluarga, orang Rusia bisa menikah dengan orang Indonesia," kata Narishkin sambil tersenyum.

Suasana pertemuan dengan Ketua DUMA (DPR) Rusia Sergey Narishkin (berdasi merah)

Dalam berbagai pertemuan dengan empat tokoh penting, Irman Gusman menyampaikan terima kasih kepada Rusia yang bisa meningkatkan hubungan kerja sama. Pilihan Rusia untuk melakukan kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang memang sudah tepat, apalagi Indonesia memiliki kawasan yang sangat strategis.

"Rusia dan Indonesia sama-sama negara anggota G20. Dari besaran pertumbuhan ekonomi selama ini, Indonesia berada di urutan 16 besar di dunia, sedangkan Rusia berada di urutan 7. Banyak kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi yang bisa dilakukan, agar Rusia dan Indonesia bisa menjadi dua negara besar di dunia," kata Irman.

Irman Gusman dan delegasi DPD datang ke Moskow memenuhi undangan Matvienko. Berbagai pertemuan secara maraton dengan empat pejabat penting ini diliput secara luas oleh para jurnalis Rusia.

Pertemuan-pertemuan diliput secara luas oleh jurnalis Rusia
(asy/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads