Datangkan Manfaat, Bela Negara di Rindam Jaya Banyak Diminati

Datangkan Manfaat, Bela Negara di Rindam Jaya Banyak Diminati

Elza Astari Retaduari - detikNews
Selasa, 13 Okt 2015 20:45 WIB
Foto: Elza/detikcom
Jakarta - Sebelum ada program dari Kemhan, kegiatan Bela Negara sudah dilakukan di rindam-rindam. Seperti di Rindam Jaya/Jayakarta yang banyak peminatnya.

"Kita nggak pernah cari, mereka yang malah minta. Mereka pada berdatangan," ujar Komandan Rindam Jaya Kolonel Inf Iwan Setiawan saat berbincang dengan detikcom di kantornya, Jl Condet Raya, Jaktim, Selasa (13/10/2015).

Jajaran Rindam Jaya selalu welcome dengan pihak manapun yang ingin mengikuti kegiatan Rindam Jaya. Namun memang biasanya waktu perlu diatur terlebih dahulu agar tidak bentrok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama ini kebanyakan dari pelajar, mulai dari SMP sampai mahasiswa, lalu instansi pemerintah, dan perusahaan swasta. Kementerian juga sering," kata Iwan.

Penyelenggaraan bela negara ini merupakan fasilitas bagi instansi manapun yang meminta mendapat pendidikan wawasan kebangsaan. Di Rindam Jaya kegiatan ini berada di bawah Depo Pendidikan (Dodik) Bela Negara.

"Banyak yang mau ikut, karena sangat berpengaruh untuk organisasi dan perusahaan. Karena kita di sini kan bagaimana menanamkan disiplin, saling menghormati bawahan ke atasan dan sebaliknya," jelas Iwan.

"Tapi yang paling penting mereka jadi punya wawasan kebangsaan, punya kecintaan terhadap tanah air. Kami di sini ada 1.034 pelatih," sambung mantan Danpusdik Kopassus tersebut.

Peserta bela negara tidak melulu latihan di Mako Rindam Jaya. Mereka terkadang dibawa juga ke lokasi latihan lain seperti di Gunung Bunder, Bogor, yang merupakan lokasi Dodik Latpur Rindam Jaya.

Bahkan peserta bela negara dari BPJS yang saat ini sedang mengikuti bela negara sempat berlatih di daerah Cihampelas selama 3 hari 2 malam untuk caraka atau jurit malam. Dalam kesempatan ini, peserta dari BPJS diajarkan bagaimana survival dengan menerapkan teori atau praktek yang telah diajarkan selama 40 hari mengikuti pendidikan bela negara.

Kegiatan bela negara tidak hanya diisi dengan teori tentang kebangsaan atau kedisplinan militer dasar, namun juga kegiatan outbond. Seperti meluncur seperti flying fox walaupun instumennya berbeda.

Pengalaman seperti menelusuri sungai pun menjadi salah satu hal menarik lainnya. Juga tentang navigasi dan ilmu lainnya yang pasti akan berguna sebagai bekal. Semua itu dengan terapan teorinya. Tak heran banyak yang berminat mengikuti program bela negara ini.

"Kita nggak pernah cari. Selalu ada yang ingin kegiatan (bela negara) di sini. Seperti besok tanggal 25 Oktober, ada 800 dari Kemenkes yang mau bela negara di sini," terang Wadanrindam Jaya Letkol Inf Jayusman dalam kesempatan yang sama.

"Ada juga kita diminta melatih Bem se-Indonesia oleh Kemenpora. Dibuka langsung oleh menteri tapi lokasinya nanti di Cibubur," imbuh dia.

Bela negara memang berat untuk waktu-waktu awal. Perlu adaptasi bagi peserta namun pada akhirnya mereka menjadi terbiasa dan tidak mengeluh lagi.

"Beratnya minggu awal, ke sininya udah bisa menyesuaikan. Paling berat yang di fisik aja. Pelatih galak sih nggak, tegas. Tapi kita jadi dekat dengan yang lain dan pelatihnya," cerita salah satu peserta bela negara BPJS, Farisa Barky saat ditemui di baraknya.

Sebagai seorang wanita, mojang Bandung ini mengaku sempat merasa terbebani. Apalagi waktu latihan yang terbilang cukup lama, lebih dari satu bulan.

"Ya emang sempet gimana ya, apalagi kita perempuan kan ada datang bulan juga jadi agak repot. Tapi ya dijalani aja. Paling susahnya ya kadang suka gatal-gatal, karena kita kan aktivitas di luar terus kotor-kotoran," ucapnya.

Meski demikian, Farisa dan teman-temannya tetap semangat mengikuti program yang diwajibkan di kantornya ini. Mereka terutama menikmati kegiatan outbond atau fisik.

"Mountenering kayak turun tebing seri. Kalau aku mah mending di lapangan, soalnya kalau di kelas bikin ngantuk," tutur perempuan berusia 25 tahun itu.

Sama halnya dengan Farisa, peserta lainnnya yang bernama Fibi Niken mengaku menikmati kegiatan bela negara. Pasalnya ada banyak hal positif yang mereka dapatkan melalui pelatihan ini.

"Kita kalau bangun jam 03.00 WIB-an karena jam 04.00 WIB kan udah apel. Terus sekarang akhirnya jadi akhirnya udah otomatis bangun jam segitu. Nggak usah pakai alarm lagi," kisah Fibi.

Para peserta dari BPJS memang terlihat lelah mengingat mereka sudah mengikuti kegiatan full di Rindam Jaya sejak 6 September lalu. Namun Fibi dan teman-temannya masih terlihat sumringah dan tetap semangat mengikuti aturan selama di barak.

"Kita di sini harus disiplin banget. Tapi terus kita jadi kompak. Bahkan kita mandi dan cuci baju aja sama-sama seringnya. Soalnya kita harus cepat-cepat. Biasanya cuci baju malam sebelum tidur sekalian mandi," ungkap pekerja BPJS KC Boyolali tersebut.

Lalu apa yang paling berat selama mengikuti kegiatan bela negara ini?

"Kalau buat kita (perempuan) yang paling berat pas makan, karena harus cepat-cepat dan porsinya banyak, kayak porsi laki-laki. Itu harus habis. Kalau nggak habis, disuruh lari-lari di lapangan sambil bawa ompreng makannya hahaha," tutup Fibi sambil tergelak.

(ear/Hbb)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads