"Rencana Kemenhan melakukan pendidikan bela negara untuk 100 juta orang dalam 10 tahun kedepan adalah gagasan irasional dan tidak kontekstual dengan kebutuhan berbangsa dan bernegara untuk meningkatkan kualitas berkewarganegaraan," terang Hendardi, Selasa (13/10/2015).
Menurut Hendardi, selain secara finansial tidak akan mampu tercukupi oleh APBN, rencana itu juga keluar dari mandat konstitusi yang mendorong pendidikan bela negara diintegrasikan dalam setiap pendidikan warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, argumentasi gagasan itu juga absurd karena berbagai persoalan kebangsaan ini justru berakar pada sistem pendidikan yang belum mampu menciptakan warga negara yang paripurna. Juga minimnya teladan elit politik yang ingkar pada sumpah jabatan yang diucapkannya untuk membela negara-bangsa.
"Kebutuhan mutakhir bela negara bukanlah dengan menghimpun manusia untuk baris berbaris, tetapi meningkatkan competitive advantage warga negara untuk bangga menjadi Indonesia dan membela bangsanya dengan menjadi manusia berkualitas," tutup dia. (slm/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini