Sutatik adalah jemaah asal Klaten yang tergabung dalam kloter SOC-70. Kasubag Humas PPIH Jawa Tengah, Gentur Rachma Indriadi mengatakan pihaknya memang menerima informasi bahwa Sutatik tidak kembali ke maktab setelah melakukan lempar jumroh aqobah. Namun peristiwa hilangnya Sutatik di luar peristiwa tragedi Mina 24 September lalu yang menewaskan ratusan jemaah haji.
"Hingga saat ini kami Ibu Sutatik belum diketemukan. Semua upaya pencarian terus dilakukan oleh PPIH, ketua regu, ketua rombongan, maupun petugas kloter. Penyisiran dilakukan di sejumlah rumah sakit hingga maktab-maktab yang kemungkinan menampung Ibu Sutatik seandainya dia tersesat," ujar Gentur, Rabu (7/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yunanto memaparkan ibunya hilang kontak dengannya setelah berpamitan hendak menjalankan ritual lempar jumroh di jamarot, Mina. Sebelum lempar jumroh, Yunanto mengaku masih berkomunikasi dengan ibunya. Bahkan saat itu ibunya masih menanyakan kondisi anak-anak Yunanto dan minta doa hendak melempar jumroh.
"Setelah itu Ibu tidak bisa dihubungi lagi. HP-nya sempat ada yang mengangkat namun sepertinya tidak bisa berbahasa Indonesia. Berulangkali ditanya hanya menjawab 'Hand…hand…' dengan tergesa-gesa. Saat itu kami menduga Ibu mengalami kecelakaan atau cedera bagian tangan. Setelah itu sama sekali tidak bisa dihubungi," paparnya.
(mbr/Hbb)