Kejam! Ayah ini Tega Bunuh Anaknya yang Autis karena Lelah Mengurusnya

Kejam! Ayah ini Tega Bunuh Anaknya yang Autis karena Lelah Mengurusnya

Yasser Ali, - detikNews
Rabu, 07 Okt 2015 20:39 WIB
Foto: achel
Cilegon - Masriya (50) tega membunuh anaknya Ferdi Haryadi (21). Miris, alasan sang ayah tega melakukan itu hanya karena lelah mengurus anak yang berkebutuhan khusus.

Kasus ini bermula ketika ada sesosok mayat pada hari Jumat (2/10) sekitar pukul 06.30 WIB yang ditemukan mengambang di sungai tepat di bawah jembatan Kampung Teneng, Desa Sindanglaya, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Diketahui kemudian bahwa mayat berseragam pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Kota Cilegon tersebut adalah Ferdi oleh petugas kepolisian dari Polres Cilegon.

"Telah ditangkap Masriya, pelaku pembunuhan menurut Pasal 340 subsider 338 KUHP yang merupakan ayah kandung korban bernama Ferdi yang merupakan anak penyandang autis. Ayahnya ini mengaku capek mengurusi anak dengan kebutuhan khusus tersebut," ungkap AKBP Anwar Sunarjo, Kapolres Cilegon, Rabu (7/10/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anwar kemudian menuturkan kronologis pembunuhan keji yang dilakukan seorang ayah kepada anak pertamanya ini. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu (30/9) sekitar pukul 23.30 WIB korban diajak bonceng dengan mengunakan sepeda motor jenis Honda Revo dengan nopol A 2785 VN dari rumah menuju ke lokasi pembunuhan dengan membawa karung yang berisikan 3 buah batu paving blok.

"Sesampainya di TKP, korban disandarkan di pembatas jembatan kemudian tubuhnya diikat tali tambang yang tersambung dengan karung yang berisi paving blok tadi. Selanjutnya korban dalam kondisi hidup-hidup diceburkan ke dalam sungai dari atas jembatan berikut karung yang berisikan batu paving blok. Barulah pada Jumatnya, tidak jauh dari TKP ditemukan Ferdi sudah dalam keadaan meninggal dan tubuhnya masih terikat tali tambang berikut karung yang berisikan batu," papar Anwar.

Sementara itu, Yatmi Nur Agustinah, Kepala Sekolah Khusus (SKh) Bina Citra Anak merasa tersayat batinnya mendengar peristiwa ini. Menurutnya, bagaimanapun kondisinya, anak merupakan anugerah kepada orang tua untuk disayanginya.

"Hati nurani saya tersayat rasanya, kok bisa ada kejadian seperti ini. Seluruh orang seharusnya menyadari bahwa anak dihadirkan oleh Allah sebagai anugerah yang terbesar, terindah, yang paling segalanya. Apapun kondisi anak, kita harus menyayanginya," tandas Yatmi sambil terus terisak ketika dihubungi detikcom. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads