Tolhas biasa naik kereta dari Stasiun Depok Baru menuju kantornya di daerah Gondangdia. Menurutnya Stasiun Depok Baru tidak memiliki akses yang luas baginya.
"Stasiun yang bertangga dan tidak tersedianya eskalator atau lift membuat saya kesulitan. Sementara agar dapat berpindah jalur kita harus berjalan melalui tangga-tangga yang banyak," ucap Tolhas melalui surat elektronik kepada detikcom, Rabu (7/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sisi yang menuju restoran sederhana atau masjid Cut Mutiah. Ini pasti sangat menyulitkan dan saya berharap segera bisa
diperbaiki," katanya.
Saat berada di dalam rangkaian kereta Tolhas merasa sulit menemukan kursi prioritas. Menurutnya hal itu karena keberadaan kursi tersebut berada di pojok. Selain itu jarang penumpang yang peduli untuk menunjukkan di mana letak kursi prioritas.
"Kalaupun ada yang mau menuntun ke kursi prioritas, tidak serta merta si penumpang yang sudah duduk di sana mau segera berdiri dan memberi tempatnya. Meski lewat audio di kereta selalu diingatkan agar memberikan kursi prioritas kepada penyandang disabilitas dan orang yang membutuhkan, namun pesan tersebut seolah diabaikan," papar Tolhas.
Maslah lain yang dirasakannya adalah sela antara peron dan kereta yang berbahaya. Celah ini dinilai Tolhas berbahaya bagi dia dan juga semua orang.
"Saya sangat berharap agar stasiun dibenahi dan untuk moda yang baru seperti TransJakarta dan MRT dan LRT, jarak peron ini bisa
diperhatikan dengan serius," harapnya.
"Sisi baiknya adalah telah banyaknya petugas di stasiun yang peduli pada keberadan penyandang disabilitas dan tunanetra," tambah dia. (slm/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini