"Pemerintah kami investasi 30 juta Yen untuk membantu Surabaya mengatasi sampah," kata salah satu managemen Beetle Nishihara.Co.Ltd, Kichiro Eguchi pada rombongan jurnalis Surabaya yang berkunjung ke Kota Kitakyushu, Jepang beberapa hari lalu.
![]() |
Eguchi mengungkapkan kerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya dilakukan sejak 2006 yang dimulai melakukan penelitian apakah sampah di Surabaya bisa di jual untuk di daur ulang atau tidak. "Proyek utama kami, mengolah sampah organik. Kompos sudah dilaksanakan di TPS Wonorejo," ungkap dia.
Sedangkan di TPS Sutorejo, Eguchi mengaku merekrut warga sekitar yang bertugas sebagai operator pemilah sampah. "Di sana milah sampah rumah tangga, kertas dan plastik serta kaleng. Semakin jenis dijual semakin banyak sampah bisa dikurangi. Sampah yang tidak bisa diolah dan dijual diantar ke TPA Benowo," lanjut dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sementara Wali Kota Kitakyushu, Kenji Kitahashi, mengaku sangat tertarik membantu Kota Surabaya agar bisa bebas sampah dengan menjalin kerjasama serta menjadikan sebagai sister city.
Ia mengaku, Surabaya mempunyai potensi menjadi seperti Kota Kitakyushu yang mampu merubah image dari kota industri yang berimbas kerusakan lingkungan akibat polusi dan sampah. "Saya sudah lihat ada gunung sampah, tapi mereka memulai daur ulang dan mulai dijual dan sangat cepat," ujarnya.
Selain pengolahan dan pemilahan sampah. Kerjasama Kitakyushu dengan Surabaya juga menjalin kerjasama pengolahan limbah dan air sungai menjadi air siap minum. Beberapa perusahaan di Kitakyushu sudah menginvestasikan mulai 30 Juta Yen hingga 200 juta Yen untuk membantu Kota Surabaya. (ze/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini