"Mohon doanya saudara sebangsa setanah air. Hari ini asap pekat kembali menyelimuti Riau. Kepekatannya mungkin empat kali lipat dari sebelumnya. No electrik, No school, No flight, No oxygen. Demi Allah, ini terasa seperti Genosida!," kata Lukman dalam siaran pers, Selasa (6/10/2015).
Lukman menuturkan masyarakat diberi masker kue, bukan masker standar sesuai status tanggap darurat bencana. Kualitas udara bukan lagi berbahaya, tapi sudah merusak bahkan membunuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada 1.563 titik api di sekitar Riau. Dipadamkan dengan bantuan 7 helikopter dan pesawat water bombing, serta 1 pesawat Casa hujan buatan. Dibantu 1.594 personel TNI dan Polri. Menurut Lukman, jumlah personil yang diturunkan hampir seimbang dengan jumlah titik api yang ada.
"Artinya hanya ada satu orang prajurit untuk mengawal setiap satu titik api. Sementara satu titik api yang terpantau di satelit, luasannya bisa mencapai puluhan hingga ratusan hektar," katanya.
Lukman kemudian meneruskan pesan masyarakat Riau kepada Presiden Jokowi.
"Dear Pak presiden, please jangan kadalin rakyat lagi, tetapkan darurat bencana nasional pencemaran udara dan minta bantuan dunia internasional untuk memadamkan titik api.Β Berhutang ke luar negeri saja anda mampu dalam hitungan bulan menjabat, masa untuk kepentingan rakyat anda ragu?!" pungkasnya. (van/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini