Anggota DPR periode 2014-2019 dilantik pada Rabu (1/10/2015) pukul 11.00 WIB. Anggota F-PG Popong Otje Djunjunan sebagai anggota DPR tertua didaulat menjadi Ketua DPR. Perdebatan awal pun muncul, kapan ketua DPR definitif akan dipilih. Akhirnya diputuskan bahwa Ketua DPR dipilih hari itu juga.
Hari pertama anggota DPR bertugas dipenuhi lobi-lobi untuk memilih Ketua DPR. Nama-nama bermunculan sebagai ketua DPR, tiap fraksi pun berdiskusi dan saling tawar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KMP yang terdiri dari Golkar, Gerindra, PAN, PPP, dan PKS lebih dominan daripada KIH yang merupakan gabungan dari PDIP, Hanura, PKB, dan NasDem. Sementara itu, Partai Demokrat mengambil posisi sebagai penyeimbang.
Proses pemilihan pimpinan DPR menjadi drama berjam-jam penuh dinamika. KMP yang terdiri dari lima partai yang sudah punya amunisi cukup untuk membuat paket, kemudian merangkul Partai Demokrat. KIH yang hanya terdiri dari 4 parpol pun gigit jari.
Setelah proses lobi-lobi, sidang paripurna pun dilakukan pada malam harinya yaitu pukul 19.00 WIB. Baru dibuka oleh Ceu Popong, banjir interupsi langsung datang dari para anggota.
Fraksi Hanura dan PKB pun memilih tidak hadir dalam paripurna. PDIP juga cuek saat diminta untuk menyampaikan nama fraksi, ketua, dan jumlah anggota.
Sidang paripurna lalu semakin memanas karena anggota DPR yang menganggap proses pemilihan Ketua DPR ini tidak adil. Sahut-sahutan permintaan interupsi menggema namun tidak digubris oleh Ceu Popong sehingga anggota F-PDIP Arif Wibowo dan Adian Napitupulu maju ke depan meja pimpinan.
Aksi mereka diikuti oleh anggota lainnya sehingga area depan pimpinan pun penuh. Petugas pengamanan dalam (pamdal) berusaha membubarkan anggota DPR yang maju hingga ada aksi dorong dan teriak-teriak sehingga suasana sempat ricuh.
Bahkan, anggota F-PDIP Yulian Gunhar naik ke mimbar pimpinan. Yulian yang berjas hitam dan berkacamata ini lalu memijat Ceu Popong.
Ceu Popong yang dikerubungi oleh para anggota justru pusing karena hal lain. Palu yang digunakan untuk mengetok keputusan entah di mana.
"Paluna eweuh (palunya tidak ada)," ucap Ceu Popong. Ucapannya ini pun menjadi salah satu yang terus dikenang dari kericuhan sidang paripurna.
Suasana yang tidak kondusif membuat Ceu Popong yang dievaluasi ke luar ruangan sidang. Kericuhan sidang ini berlanjut hingga melewati tengah malam. Fraksi-fraksi KIH yaitu PDIP, PKB, Hanura, dan NasDem lalu walk out dan menyatakan tidak bertanggung jawab atas hasil paripurna.
Tanpa ada paket tandingan, paket yang diusung oleh 6 fraksi yaitu Golkar, Gerindra, PKS, PAN, PPP, dan PD pun menjadi satu-satunya pilihan. Menjelang dini hari, Ceu Popong pun mengetok palu tanda mengesahkan 5 pimpinan DPR yaitu Setya Novanto (Golkar), Fadli Zon (Gerindra), Fahri Hamzah (PKS), Agus Hermanto (Demokrat), dan Taufik Kurniawan (PAN).
Drama di 24 jam pertama DPR periode 2014-2019 ini pun menjadi perbincangan hangat di media sosial kala itu. Ceu Popong yang menjadi pimpinan rapat menjadi trending topic dunia di Twitter. Aneka meme tentang Ceu Popong dan palunya pun muncul. (imk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini