Program RCBI RI Jadi Flagship Nuklir Damai Asia Pasifik

Laporan dari Wina

Program RCBI RI Jadi Flagship Nuklir Damai Asia Pasifik

Eddi Santosa - detikNews
Rabu, 30 Sep 2015 04:00 WIB
Program RCBI RI Jadi Flagship Nuklir Damai Asia Pasifik
Foto: Foto: dok PTRI Wina
Wina - Program Regional Capacity Building Initiative (RCBI) nuklir Indonesia akan menjadi flagship pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai bagi kawasan Asia Pasifik.

Dukungan International Atomic Energy Agency (IAEA) dan negara-negara anggota menunjukkan pengakuan dan kepercayaan atas penguasaan teknologi nuklir yang telah dicapai oleh Indonesia.

Program RCBI diluncurkan oleh Perutusan Tetap Republik Indonesia di Wina pada pertemuan dengan negara-negara kontributor program IAEA dalam pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai dan pembangunan di markas IAEA, Wina (29 September 2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atase Ilmu Pengetahuan PTRI Wina Syahril menjelaskan di hadapan wakil-wakil dari Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Australia, Perancis, Selandia Baru, Inggris, dan Swedia bahwa teknologi nuklir di Indonesia selain untuk pembangkit listrik juga untuk pertanian, pangan, kesehatan dan manufaktur.

"Penggunaan iptek nuklir di bidang pertanian melalui pemuliaan tanaman memungkinkan petani untuk mendapatkan varietas unggul padi, kedelai dan gandum denganย  produktivitas jauh lebih tinggi dan tahan hama," ujar Syahril.

Penggunaan varietas unggul pada gilirannya akan mampu meningkatkan kapasitas produksi nasional sekaligus efektif untuk menekan tingkat ketergantungan impor pangan.

Untuk memastikan keberhasilan RCBI, Indonesia menawarkan kepada negara-negara anggota IAEA untuk ikut berkontribusi dalam implementasi inisiatif tersebut baik dalam bentuk pendanaan, program maupun tenaga ahli.

Tawaran dimaksud telah mendapat sambutan hangat dari wakil-wakil negara maju dan pimpinan sekretariat IAEA yang hadir.

Dijadwalkan dalam waktu dekat akan digelar pertemuan lanjutan untuk membahas teknis penyelenggaraan dengan melibatkan negara-negara donor, IAEA, dan negara-negara target penerima bantuan. (es/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads