"Senin depan pemanggilan Fahri terkait ucapan 'rada-rada bloon' itu," kata anggota MKD, Sarifuddin Sudding di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (28/9/2015).
Sudding menuturkan bahwa pemeriksaan itu untuk mengkonfirmasi bukti yang ada ke Fahri. Pelapor yaitu anggota F-Hanura Inas Nasrullah Zubir juga sudah dikonfirmasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inas melaporkan Fahri ke MKD pada 24 Agustus 2015 silam. Dia pun menyertakan video rekaman diskusi Fahri di TV swasta saat dia mengungkapkan ucapan kontroversial 'rada-rada bloon' tersebut.
"Siapa saja bisa melaporkan. Saya tahu berita ini disebut bloon dari konstituen saya. Astagfirullah. Jadi tentu saja konstituen kita tidak senang orang yang mereka pilih dikatain begitu. Saya juga tidak senang," kata Inas saat itu.
Fahri sendiri sempat enggan mengomentari kontroversi 'rada-rada bloon' ini, yang dia anggap tidak relevan. Namun, tanggapan sempat dia berikan lewat akun twitternya.
"Ada anggota DPR Yg salah ngerti aja tersinggung...mau jadi apa sampeyan?" cuit Fahri lewat akunnya, @Fahrihamzah, sekitar pukul 22.00 WIB, Jumat (21/8/2015).
Ucapan kontroversial Fahri dalam diskusi di salah satu tv swasta. Fahri dilibatkan dalam diskusi dengan Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti soal 7 proyek baru DPR.
Ray mengkritik kebijakan tersebut. Lalu Fahri diberi kesempatan bicara menjelaskan latar belakang 7 proyek yang meliputi pembangunan Alun-alun Demokrasi, Museum dan Perpustakaan, Jalan Akses, Visitor Center, Pusat Kajian, Pembangunan Ruang Anggota DPR dan Integrasi Tempat Tinggal Anggota DPR tersebut.
Video rekaman diskusi itu lalu diunggah ke youtube oleh akun bernama FaceToFace. Sesi pertama Fahri mulai bicara di menit 7:46 hingga 10:02. Berikut penggalan pernyataan Fahri:
"Orang dalam demokrasi itu tidak dipilih karena disukai oleh pimpinan negara atau ditunjuk oleh presiden, tapi dipilih oleh rakyatnya sendiri. Bukan karena dia cerdas, tapi rakyat suka dia, makanya kadang-kadang banyak orang juga datang ke DPR ini tidak cerdas, kadang-kadang mungkin kita bilang rada-rada bloon begitu. Tapi dalam demokrasi kita menghargai pilihan rakyat, karena itulah kita memberikan kekuatan kepada otak dari orang-orang yang datang ke gedung ini dengan memberikan mereka staf, dengan memberikan mereka sistem pendukung, pusat kajian, ilmuwan, peneliti dan lain-lain dan lain-lainnya. Itulah cara kerja dari lembaga demokrasi." (imk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini