Berbagai pertanyaan seringkali muncul, tetapi tidak jarang tour guide atau pemandu kesulitan menjawab karena tidak semuanya menguasai sejarah. Sehingga mereka menjelaskan apa yang dipamerkan dalam diorama melalui penjelasan sesuai teks yang ada.
"Mereka sudah terbiasa menjelaskan yang dipamerkan dalam diorama. Jadi akan lebih mudah untuk mereka menjelaskan sesuai dengan alur cerita dalam diorama," ujar Kepala UPT Monas Rini Hariyani saat dihubungi detikcom, Sabtu (26/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akan saya ingatkan para guide supaya selalu meng-update diri tentang sejarah Indonesia supaya lebih menarik minat pengunjung," lanjutnya.
Sebelum ini, sejumlah pengunjung museum memborondong pertanyaan seputar sejarah Supersemar kepada pemandu yang mendampingi mereka. Akan tetapi, pemandu hanya dapat memberi penjelasan secara terbatas.
"Ya kita juga menjelaskannya bagaimana adanya saja karena saya juga bukan ahli sejarah. Kita hanya tahu dari tulisan beda dengan ahli sejarah, terkadang ada saja yang berdebat kita hanya mengatakan kalau diorama ini garis besar Indonesia," urai seorang pria yang menjadi tour guide saat berbincang dengan detikcom di museum, hari ini.
"Sebagai guide kita juga cuma membaca tulisan yang di situ. Tidak menerangkan sejarahnya bagaimana," tambah dia.
Selaku tour guide, dia juga tak bisa berbuat apa. Semua sudah ada penjelasannya. Demikian juga soal pertanyaan mengapa tumbangnya Soeharto dan era reformasi tak ada dioramanya. (aws/ndr)