Yayasan yang dibentuk oleh Ketua Umum Firdaus Gigo Atawuwur menuturkan 15 sekolah yang berdiri di Malaysia Timur terdiri dari Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA. Dan untuk dikawasan FGV sendiri ada 11 sekolah.
"Saya merintis sekolah-sekolah sejak tahun 2006. Dan semua kegiatan sama sekali tidak dibantu pihak pemerintah Indonesia," ujar Firdaus di Felda Sahabat Ventures, Lahat Datu, Malaysia, Rabu (23/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"GM FGV bapak Roserun menyiapkan sarana dan prasarana dan gaji juga dibantu oleh FGV Di Felda bayar 900 ringgit. Untuk jumlah sekolah di Felda ada 11 sekolah," terang Firdaus.
Karena itu, lanjut Firdaus, pihaknya sangat meminta bantuan pemerintah Indonesia terkait dana BOS dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). "Kita selama ini tidak sama sekali mendapat bantuan dari Pemerintah Indonesia, untuk itu kita meminta BNP2TKI untuk membantu," terangnya.
Menanggapi permintaan Firdaus, Ketua BNP2TKI Nusron Wahid mengatakan akan membantu anak-anak TKI yan bersekolah di Malaysia. Menurutnya, Presiden Jokowi tidak membedakan anak-anak mana saja yang mendapatkan KIP.
"Kita siap. Prinsipnya hak masalah pendidikan tidak bedakan anak TKI apa bukan," tegas Nusron.
Nusron juga mengatakan, akan memperjuangkan dana BOS untuk sekolah. Selain itu pihaknya juga akan memperjuangkan buku-buku dan seragam buat para anak-anak TKI.
"Insya Allah saya pulang ke Jakarta supaya tahun depan semua CLC di Sabang, Sarawak dan Pulau Kalimantan dapat BOS. Semua siswanya sama diperlakukan sama seperti di Indonesia. Tolong semua didata siswa masuk paket KIP untuk anak-anak TKI di sini atau Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan orang susah jadi perhatian negara," tutup Nusron. (spt/hri)