Celempung adalah sejenis alat musik mirip gendang berbahan bambu yang dimainkan dengan cara dipukul dan dipetik hingga mengeluarkan bunyi khas. 81 tahun lamanya Ki Bani memainkan alat musik itu, lagu yang ia bawakan kerap bernada kocak dan riang.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu usia saya masih 15 tahun, nagara (negara) masih belum merdeka saya sudah mulai belajar 'nyelempung' dari bapak. Keadaan saat itu juga belum ramai seperti sekarang, di mana-mana masih banyak 'leweung' (hutan). Tiap anak seumuran saya permainan tradisionalnya banyak. Kebanyakan ke alat musik, ada karinding, calung, kacapi, celempung dan angklung. Karena saat itu masih banyak hutan bambu saya dan temen-temen kebanyakan mainnya kalau nggak karinding ya celempung," tutur Ki Bani mengawali kisahnya kepada detikcom, Minggu (20/9/2015).
![]() |
Setiap hari Ki Bani berangkat, dari Kampungnya di Cicadas, Kota Sukabumi. IaΒ mengamen di setiap sekolah yang ia lewati selama perjalanan yang ia tempuh dengan berjalan kaki. Bila beruntung dalam sehari Ki Bani paling sedikit mendapat Rp 30 Ribu, dan bila beruntung ia bisa pulang dengan membawa uang Rp 50 ribu.
"Lumayan buat makan sehari-hari, atau kasih jajan cucu dan cicit," imbuhnya. Ia sedikit tertutup ketika ditanyai keluarganya, ia hanya diam seraya tangannya kembali membunyikan celempung yang menurut dia sudah puluhan tahun menemani.
Mengamen diakui Ki Bani bukan satu-satunya tujuan ia berkeliling setiap hari. Kecintaannya kepada kesenian Sunda adalah alasan Ki Bani rajin berjalan kaki setiap hari. Ketika pengamen lain memilih pergi ketika sudah diberi uang, Ki Bani memilih untuk bertahan hingga tembangnya habis. Tembang Sunda favoritnya adalah 'Gado Gado Dina Saron dan Angeun Lompong, lagu itu menurut dia memaknai kehidupan secara lebih luas.
Diakuinya, tak banyak anak muda sekarang yang mencintai kesenian daerah di masa sekarang. "Mau gimana lagi, sekarang anak muda udah melirik sebelah mata kesenian daerahnya. Meski ada beberapa yang bertahan dan membuat komunitas," ujarnya.
![]() |
"Pangwangunan (Pembangunan) bagian dari perubahan zaman, baheula leuweng jeung tegalan ayeuna leuwengna ganti ku tembok beton teu bisa di lawan kudu dirojong, (Pembangunan bagian dari perubahan zaman, dulu hutan dan ladang sekarang hutannya ganti sama tembok beton nggak bisa dilawan selain bantu di dorong)," lanjut Ki Bani dengan bahasa dan logat sundanya yang kental.
(jor/jor)