"Mereka orang Papua. Tahu bahasa Indonesia, tapi sesama mereka menggunakan bahasa Wamena (lokal). Wajah mereka dicoret-coret hitam," kata Badar di RS Bhayangkara Jayapura, Sabtu (19/9/2015). Badar menceritakan hal tersebut saat dijenguk Gubernur Papua Lukas Enembe, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw, dan Danrem 172/PWY Kolonel Inf Sugiono.
"Saat disandera, kami dipaksa mengaku Papua merdeka," tambahnya.
![]() |
Baca: Pelaku Penyanderaan WNI di PNG Lebih 10 Orang, Bersenjata Lengkap
Para pelaku berjumlah 2 kelompok. Satu kelompok berjumlah 7 orang dengan 6 orang di antaranya menenteng senjata. Sedangkan kelompok kedua berjumlah 10 orang dan bersenjata lengkap. Badar dan Dirman mengaku dibawa ke gunung dan hutan serta berjalan selama 11 jam.
Dirman menambahkan selama disandera, dirinya dianiaya. Dia disuruh merayap, ditendang, dan dipukul. "Sempat juga disuruh telanjang," kata Dirman.
Beruntung, Dirma dan Badar bisa diselamatkan setelah pemerintah RI mengerahkan segala upaya. Kini, keduanya dirawat dengan RS dengan penjagaan ketat personel Brimob Polda Papua. (try/try)